Soloraya
Sabtu, 28 Februari 2015 - 23:15 WIB

PENIPUAN SOLO : Pekan Depan, Gelar Kasus Penipuan Modus Umrah

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis/Dok)

Penipuan Solo bermodus umrah yang melibatkan pengawai Kesbangpol Karanganyar diselidiki kepolisian Solo.

Solopos.com, SOLO — Aparat Satreskrim Polresta Solo berencana menggelar kasus penipuan bermodus umrah yang menyeret seorang pegawai negeri sipil (PNS) Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Karanganyar awal pekan depan.

Advertisement

Berdasarkan laporan warga, PNS yang menjabat sebagai Kepala Bidang (Kabid) Kewaspadaan Daerah, Eko Budi Harjanto diduga menipu 40-an kliennya dengan kerugian material senilai ratusan juta rupiah.

Kasatreskrim Polresta Solo, Kompol Guntur Saputra, mewakili Kapolresta Solo, Kombes Pol. Ahmad Luthfi, mengatakan pihaknya telah tancap gas mengusut kasus penipuan umrah yang berpusat di Perum Regency II Banyuanyar. Selain Eko, aparat polisi juga memeriksa terlapor lainnya yang juga istri Eko, yakni Lies Wuryaningtyas.

“Awal pekan akan digelar kasusnya. Hal itu guna menentukan apakah statusnya layak naik ke penyidikan atau tidak? Gelar berdasarkan pada bukti awal yang kami miliki [termasuk keterangan para saksi/korban],” katanya kepada Solopos.com, Sabtu (28/2).

Advertisement

Terpisah, Kapolresta Solo, Kombes Pol. Ahmad Luthfi, mengaku kasus tersebut bermula dari laporan warga yang mengaku menjadi korban penipuan. Sebagai aparat penegak hukum, pihaknya berkomitmen menelusuri kasus tersebut.

“Untuk kasus penipuan dengan modus umrah, masih diselidiki anggota. Tunggu beberapa hari ke depan, kami segera menyimpulkan kasus itu,” katanya.

Salah satu keluarga korban penipuan yang enggan disebutkan namanya mengharapkan polisi segera mengusut kasus tersebut secara tuntas. Pasalnya, korban penipuan berjumlah puluhan. Domisili korban, sebagian besar di kawasan Soloraya. Rata-rata, korban penipuan mengalami kerugian senilai Rp28 juta-Rp32 juta.

Advertisement

“Informasinya, polisi masih mengumpulkan keterangan dari para korban. Soalnya, korban penipuan itu bukan dari keluarga saya saja. Tapi, ada banyak korban. Makanya, ini memakan waktu lama,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif