Soloraya
Sabtu, 28 Februari 2015 - 04:40 WIB

BENCANA ALAM KARANGANYAR : Tanah Retak Sebabkan Jalan Dukuh Gondangrejo Retak

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Beberapa Warga Keprabon, Karangpandan, sedang bergotong royong membersihkan longsoran tanah yang hampir menimpa rumah warga, Minggu (16/11/2014). Kejadian tersebut terjadi karena tembok penyangga talut tak mampu menahan tanah dan air hujan. (Bayu Jatmiko/JIBI/Solopos)

Bencana alam Karanganyar berupa tanah longsor masih mengancam. Salah satunya tanah retak di Desa Gerdu, Karangpandan.

Solopos.com, KARANGANYAR —Warga Dukuh Gondangrejo, Dusun Kalongan, Desa Gerdu, Karangpandan, yang berada di lokasi tanah retak masih bertahan di rumah masing-masing.

Advertisement

Ketua RT 001/ RW 007, Sutiyo, menuturkan kondisi di lokasi tanah retak aman. Dia juga menjelaskan tidak ada kejadian tanah retak baru di lokasi itu.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, tanah retak menyebabkan jalan di dukuh itu retak di bagian tengah, rumah milik sejumlah warga retak pada bagian atap dan tembok, dan lain-lain. “Sementara ini masih aman. Tidak ada tambahan kasus tanah yang retak,” kata Sutiyo saat dihubungi Solopos.com, Jumat (27/2/2015).

Dia juga menambahkan Camat maupun perangkat dari Kecamatan Karangpandan sudah mengecek lokasi. Menurut Sutiyo, Camat Karangpandan, Aji Pratama Heru Kristianto, menyarankan agar warga mengungsi ke tempat yang lebih aman apabila hujan turun lebih dari 1-2 jam.

Advertisement

“Pak Camat melakukan survei. Sampai sekarang aman-aman saja. Tetapi kami diminta mengungsi kalau hujan lebih dari 1-2 jam. Kami diminta
mengungsi ke lokasi yang aman,” ungkap dia.

Sementara itu, Heru, menjelaskan kondisi retakan di Dukuh Gondangrejo, Dusun Kalongan, Desa Gerdu berbentuk serupa tapal kuda. Hingga kini
sejumlah relawan di Karangpandan terus memantau kondisi di lokasi itu.

“Kawan-kawan [relawan] masih terus mengawasi lokasi itu. Mereka selalu memonitor. Ini untuk mengantisipasi bencana. Apalagi saat hujan deras sampai satu jam atau lebih. Harus dipantau kondisinya,” tutur dia

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif