News
Jumat, 27 Februari 2015 - 12:45 WIB

SOLOPOS HARI INI : Soloraya Hari Ini: Massa Aniaya Pegawai Hotel hingga Bupati Klaten Tak Gelar Operasi Pasar

Redaksi Solopos.com  /  Evi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Jumat, 27 Februari 2015

Solopos hari ini memberitakan insiden penganiayaan sejumlah pegawai hotel melati di kawasan Kestalan.

Solopos.com, SOLO – Berita utama di halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi hari ini, Jumat (27/2/2015), tentang kejadian penganiayaan terhadap sejumlah karyawan hotel melati di kawasan Kestalan, Banjarsari, Solo.

Advertisement

Dikabarkan Solopos, oknum penganiayaan tersebut adalah segerombolan massa tak dikenal. Tidak ada korban tewas dalam penyerangan mendadak yang terjadi sekitar satu jam tersebut.

Selanjutnya ada kabar tentang upaya konservasi naskah yang diyakini peninggalan zaman penjajahan Belanda.

Simak selengkapnya rangkuman berita utama di halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Jumat, 27 Februari 2015, berikut ini;

Advertisement

AKSI PERUSAKAN: Massa Aniaya Pegawai Hotel
Sejumlah karyawan hotel melati yang berada di kawasan Kestalan, Banjarsari, Solo, menjadi korban penganiayaan sekelompok orang tak dikenal, Rabu (25/2/2015) malam.

Tak hanya memukuli, puluhan orang tak dikenal itu bahkan menyetrum beberapa orang dengan alat penyetrum. Tak ada korban jiwa dalam kejadian yang berlangsung selama kurang lebih satu jam tersebut.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos, puluhan orang tak dikenal tersebut mendatangi kawasan hotel melati di Kestalan, Banjarsari, Rabu pukul 20.30 WIB.

Advertisement

Lokasi yang mereka datangi adalah Hotel Madu Asri, Hotel Karya Mulia, Hotel Kusuma Sari Indah (KSI), Hotel Teguh, dan terakhir mereka beraksi di depan Luwes Kestalan.

Salah satu korban penganiayaan, Slamet, 50, mengatakan saat puluhan orang tak dikenal itu mendatangi Hotel KSI Kestalan, dirinya sedang duduk santai di lobi hotel. Penjaga Hotel KSI itu asyik mengobrol dengan tamu hotel, Seno, Andik, dan Udin. Di teras hotel itu juga terdapat perempuan bernama Narti, 45.

[Baca: Massa Tak Dikenal Mengamuk di Kestalan, Sejumlah Karyawan Hotel Terluka]

KONSERVASI NASKAH: Jerih Payah Menjaga Naskah Perekam Sejarah
Lembaran kertas kuning bertulis huruf latin itu terbungkus plastik transparan. Bentuk fisiknya hampir terawat sempurna. Di salah satu bagian naskah berbahasa Belanda itu tertulis Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC).

Meski belum diketahui persis isinya, naskah tersebut diyakini sebagai peninggalan zaman penjajahan Belanda.

“Dari tulisan ini bisa dipastikan naskah ini milik VOC,” kata Hendra, 25, petugas digitalisasi naskah Monumen Pers Nasional Solo, kepada Solopos Kamis (26/2/2015). Sambil menunjukkan naskah yang dipegangnya, Mahendra bercerita mengenai digitalisasi naskah kuno dan surat kabar dalam setahun terakhir.

Menurut Hendra, banyak sekali naskah kuno dan surat kabar lama mendesak untuk diselamatkan. Sebagian kondisinya sudah sangat rapuh. Sementara tidak sedikit pula yang sudah rusak karena sobek atau dimakan binatang rayap.

[Lihat lagi: Foto Rekso Perpustakaan Mangkunegaran Konservasi Lontar]

TINDAK KRIMINALITAS: Terdakwa Eksploitasi Seksual Anak Diganjar 3 Tahun Bui
Majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Sukoharjo menghukum terdakwa kasus eksploitasi seksual anak yang menyeret nama Paku Buwono (PB) XIII, Suryawati alias Watik, 36, dengan pidana tiga tuhun penjara.

Perbuatan warga Jetis RT 001/RW 010, Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo yang menjerumuskan korban, At, 16, untuk melayani lelaki hidung belang melalui temannya, Maya, memenuhi unsure pidana Pasal 88 UU No. 23/2002 tentang Perlindungan Anak (UUPA).

Hal tersebut terungkap dalam sidang putusan yang diketuai Koesnan di PN Sukoharjo, Kamis (26/2/2015). Informasi yang dihimpun Solopos, vonis itu lebih ringan satu tahun daripada tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Sukoharjo.

[Baca juga: SKANDAL KERATON SOLO : Perantara At Divonis 3 Tahun Penjara]

KENAIKAN HARGA BERAS: Bupati Tak akan Gelar Operasi Pasar
Naiknya harga beras, termasuk di Kabupaten Klaten ditanggapi positif oleh Bupati Klaten, Sunarna. Menurutnya hal itu bisa mendongkrak penghasilan petani sehingga ia tidak akan mengadakan operasi pasar.

“Naiknya harga beras ini merupakan kabar baik untuk para petani karena mereka bisa menikmati penghasilan yang lebih besar. Jadi, saya tidak sepakat jika ada rencana operasi pasar. Apalagi dalam waktu dekat di Klaten memasuki panen raya sehingga stok beras melimpah,” katanya saat ditemui wartawan seusai peresmian Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Kamis (26/2/2015).

Sunarna menambahkan sebelumnya para petani tidak diuntungkan karena harga gabah kering hanya Rp4.400 per kilogram (kg) dan harga beras Rp9.500/kg. Sedangkan saat ini harga gabah kering giling naik menjadi Rp5.600/kg dan harga beras menjadi Rp10.000/kg.

[Baca juga: Beras Mahal, Bupati Klaten Tolak OP Beras]

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif