Soloraya
Jumat, 27 Februari 2015 - 22:15 WIB

HARGA ELPIJI 3 Kg di Solo Naik, Konsumen Tak Protes?

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengisian elpiji 3 kg di depo Pertamina (Paulus Tandi Bone/JIBI/Bisnis)

Harga elpiji 3 kg di Solo naik meskipun tak banyak. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menilai kenaikan itu masih sesuai harga eceran tertinggi.

Solopos.com, SOLO — Harga elpiji 3 kilogram (kg) di tingkat pangkalan naik tipis. Kenaikan tersebut berkisar Rp500-Rp1.000 per tabung atau menjadi Rp15.500/tabung. Sedangkan harga di tingkat pengecer mencapai Rp17.000-Rp18.000/tabung. Kendati harga naik, kenaikan tersebut dinilai masih sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditentukan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo.

Advertisement

Hasil pantauan Solopos.com di dua pangkalan di Kota Bengawan, Jumat (27/2/2016), menunjukkan ada kenaikan harga. Salah satu pengelola pangkalan yang enggan disebut namanya menyampaikan kenaikan harga tersebut terjadi sejak Sabtu (21/2/2015). Dia mengatakan membeli dari agen seharga Rp14.250/tabung dari sebelumnya Rp13.500/tabung. Lantaran itu, harga jual naik menjadi Rp15.500/tabung.

Namun, dia mengaku baru menaikkan harga pada Senin (23/2/2015). “Walau harga naik sekitar Rp500 per tabung tapi tidak ada komplain dari masyarakat. Hal ini karena harga yang dijual di pangkalan masih lebih rendah jika dibandingkan harga pengecer yang mencapai Rp17.000-Rp18.000/tabung,” terang dia.

Sementara itu, pengecer elpiji 3 kg, Wati, menyampaikan membeli elpiji 3 kg seharga Rp16.000/tabung dan dijual dengan harga Rp18.000/ tabung. Dia mengaku harga Rp18.000/tabung sudah lama berlaku dan pelanggan tidak keberatan.

Advertisement

Bukan dari Pertamina
Perwakilan External Relations Pertamina Operation Region (MOR) IV Jateng-DIY, Reno Fridaryanto, menegaskan Pertamina tidak menaikkan harga elpiji 3 kg. Dia menyampaikan HET elpiji 3 kg berdasarkan aturan Gubernur Jateng adalah Rp14.250/tabung di tingkat agen dan Rp15.500/tabung di tingkat pangkalan. Oleh karena itu, kenaikan harga yang terjadi di pangkalan di Solo tidak menyalahi aturan.

Sedangkan untuk harga di tingkat pengecer, dia mengaku tidak bisa berbuat banyak mengingat distribusi yang diterapkan adalah distribusi terbuka. Sedangkan terkait pasokan, dia mengatakan aman meski tahun ini belum ada kuota baru. Elpiji 3 kg merupakan barang subsidi sehingga kuota ditentukan oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Minyak dan Gas Bumi (Migas).

Kendati demikian, Reno mengaku pihaknya sudah menambah kuota elpiji 3kg. “Meski belum ada penambahan kuota resmi dari Ditjen Migas, kami sudah menambah alokasi elpiji 3 kg dengan kuota lama sebagai acuan. Di Soloraya pada Februari ini alokasi normal elpiji 3 kg sebanyak 3.932.160 tabung tapi kemudian ditambah menjadi 3.985.408 tabung atau naik sekitar 1,4%,” ujarnya.

Advertisement

Di sisi lain, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Solo juga terus mengantisipasi kemungkinan peningkatan harga komoditas akibat kenaikan harga elpiji 3 kg yang merupakan akibat dari beralihnya konsumen 12 kg ke elpiji 3 kg setelah kenaikan harga elpiji 12 kg beberapa waktu lalu.

“Pekan depan kami berencana bertemu dengan distributor elpiji untuk membahas distribusi elpiji 3 kg. Elpiji 3 kg di Soloraya memang belum menjadi masalah kuat, tapi pertemuan ini sebagai bentuk antisipasi supaya inflasi tidak naik tajam,” ungkap Wakil Ketua TPID Solo, Ismet Inono.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif