Soloraya
Kamis, 26 Februari 2015 - 23:40 WIB

SITUS SANGIRAN SRAGEN : Penemu Fosil Terima Piagam dan Imbalan dari Pak Menteri

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan memberikan piagam penghargaan kepada tiga warga Sragen yang telah memberikan temuan fosil ke Museum Sangiran, Kamis (26/2/2015). (Abdul Jalil/JIBI/Solopos)

Fosil Sangiran telah mendunia.  Para penemu fosil di Sangiran Sragen mendapat penghargaan.

Solopos.com, SRAGEN – Menteri Kebudayaan Pendidikan Dasar dan Menengah (Menbuddikdasmen), Anies Baswedan, Kamis (26/2/2015), memberikan piagam penghargaan kepada tiga warga Sragen penemu fosil.

Advertisement

Fosil yang ditemukan mereka kemudian diserahkan ke Museum Sangiran. Tiga warga tersebut adalah Siswanto, Subur, dan Asmoredjo. Ketiga warga ini mendapatkan piagam penghargaan dan imbalan dari Kemenbuddikdasmen.

Sedikitnya 20 fosil organ hewan purba terpajang di atas meja di salah satu rumah warga Desa Krikil, Kecamatan Kalijambe.

Fosil dengan berbagai ukuran tersebut diperkirakan berumur ratusan tahun. Fosil-fosil tersebut merupakan hasil temuan warga di sekitar Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran.

Advertisement

Konon di wilayah tersebut masih banyak fosil yang terkubur. Masing-masing fosil diberi data lengkap, seperti spesies, specimen, ukuran, lokasi temuan, lapisan, tanggal temuan, dan penemu.

Salah satu fosil yang dipajang di atas meja tersebut adalah fosil spesies proboscideae, specimen pelvis, ukuran (panjang 60 cm, lebar 45 cm, dan tebal 23 cm), lokasi penemuan Dayu, lapisan kabuh, tanggal penemuan 12-12-2014, dan penemu Sardi.

Ketiga warga penerima penghargaan dianggap paling banyak menyumbangkan temuan fosil ke Museum Sangiran. Selain tiga warga ini, ada lima warga lain yang juga mendapatkan imbalan atas temuan fosilnya yang disumbangkan ke Museum Sangiran.

Advertisement

Asmoredjo, 60, warga Dukuh Grogolan, Desa Manyarjo, Kecamatan Plupuh, mengatakan dirinya sangat senang mendapatkan piagam penghargaan dari Kemendikbud. Menurutnya, penghargaan itu akan menjadi kenangan terindah dalam hidupnya.

Saat berbincang dengan Solopos.com, Asmoredjo menceritakan penemuan fosil hewan purba itu kebanyakan ditemukan di lahan pekarangan miliknya.

Ia mengaku tidak sengaja menemukan fosil-fosil tersebut, biasanya saat ada tanah longsor, pasti ada fosil yang tertimbun dalam longsoran tanah.

Menurutnya, untuk membedakan antara fosil dan batu memang cukup sulit. Tetapi, karena sudah terbiasa mendapatkan fosil, ia sudah mengetahui perbedaan mendasar antara batu dan fosil.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif