Jogja
Kamis, 26 Februari 2015 - 11:40 WIB

Produksi Padi Gunungkidul Masih Aman

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto Sejumlah petani merontokkan bulir padi yang mereka panen di areal perasawahan di Pundong, Bantul, DI. Yogyakarta, Kamis (02/01/2014). Badan Pusat Statistik (BPS) DIY menyampaikan bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) DIY pada Desember 2013 mencapai angka 103,15 atau mengalami penurunan sebesar 0,57% dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya. Sedang harga gabah kualitas GKP sebesar Rp 4.556 per kilogram di tingkat petani, atau turun 3,71% dari bulan sebelumnya.

Produksi padi di Gunungkidul dianggap masih aman untuk mencukupi kebutuhan pangan warganya

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Gunungkidul mengaku produksi padi di Gunungkidul masih aman.

Advertisement

Kepala Dinas TPH Gunungkidul Azman Latif mengungkapkan, produksi padi di Gunungkidul merupakan yang terbesar di seluruh wilayah DIY. Menurutnya, sudah tiga tahun belakangan, Gunungkidul bisa mencukupi sendiri kebutuhan pangan.

“Angka produksi padi di Gunungkidul sangat besar. Sekitar 31 % dari angka produksi padi DIY,” ujar dia, Rabu (25/2/2015).

Azman menambahkan, produksi padi di Gunungkidul berasal dari dua jenis lahan yakni sawah dan ladang. Menurutnya, Gunungkidul memiliki angka produktivitas padi di lahan kering tertinggi seluruh Indonesia.

Advertisement

“Luas lahan kering di Gunungkidul yang digunakan untuk menanam padi sekitar 42.000 hektare,” ungkap dia.

Namun, untuk meningkatkan produksi, ada kendala yang dihadapi. Cuaca menjadi kendala utama misalnya jika ada keterlambatan musim hujan.

Pasalnya, pertanian di Gunungkidul masih sangat tergantung dengan kondisi cuaca. Selain itu, alih fungsi lahan menjadi pemukiman juga menjadi ancaman produktivitas padi.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif