Jogja
Kamis, 26 Februari 2015 - 15:20 WIB

Mobil Menara Hanya Setinggi 12 Meter, Pohon yang Ditebang Setinggi 15 Meter

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas Memotong ranting pohon di Jalan Sumarawi, Wonosari, Rabu (26/2/2015). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Mobil menara milik Pemkot Jogja yang digunakan untuk menebang pohon hanya setinggi 12 meter, sedangkan ada pohon di Jogja yang setinggi 15 meter

Harianjogja.com, JOGJA-Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja semakin meningkatkan kewaspadaan pascabencana di wilayah Kota Jogja.

Advertisement

Kepala Sub Bidang Perindang Jalan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Jogja, Rina Aryanti menerangkan, pada Oktober 2014 BLH mencatat ada 90 pohon rawan tumbang yang tersebar di beberapa lokasi berbeda. Namun pada Februari 2015, jumlah pohon rawan tumbang sudah berkurang, kini tinggal 40 pohon.

Pohon yang rawan tumbang, sebut dia, berupa pohon yang sudah berusia tua, keropos, akar tidak kuat, terlalu rimbun dan terlalu tinggi.

Pihaknya telah melakukan pemangkasan, dan untuk pohon yang tidak dapat tumbuh dengan baik, ditebang habis.

Advertisement

Meski demikian, BLH sering terkendala peralatan dan sumber daya manusia dalam melakukan pemangkasan. Ia menyebutkan, mobil dengan menara untuk menebang pohon hanya setinggi 12 meter, padahal pohon tinggi di Kota Jogja tidak sedikit yang mencapai ketinggian 15 meter.

Sejumlah Pedagang Kaki Lima yang berada di dekat pohon yang akan dipangkas juga masih ada yang menolak diajak bekerja sama, pindah atau menutup lapaknya untuk sementara saat dilakukan pemangkasan.

Disinggung tindakan pascabencana tumbangnya sejumlah pohon di Kota Jogja, bahkan hingga menyebabkan tewasnya seseorang, Rina berujar bahwa BLH semakin mengintensifkan penebangan pohon perindang dengan karakter rawan tumbang. Bahkan, sejumlah karyawan kantor, diminta untuk ikut bertugas di lapangan untuk turut menyelesaikan tugas.

Advertisement

“Ke depan kami ingin mengundang ahli yang bisa mendeteksi apakah sebuah pohon sudah harus dipangkas, ditebang atau belum. Dari pengalaman tumbangnya pohon di Jalan Jenderal Sudirman kemarin, pohonnya nampak sehat dari luar, namun ternyata rawan tumbang,” beber Rina.

Anggaran perawatan pohon perindang, mulai dari pohon berukuran kecil, sedang dan besar, di sub bidang yang ia tangani, pada 2015 sebesar Rp1,6 miliar. Namun setelah melihat kondisi darurat bencana pohon tumbang seperti yang terjadi belakangan ini, ia melihat dana tersebut terhitung kurang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif