News
Kamis, 26 Februari 2015 - 20:55 WIB

Inilah Prananda Paloh, Putra Surya Paloh yang Dielu-elukan Kaum Hawa

Redaksi Solopos.com  /  Evi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Prananda Paloh (Instagram.com)

Prananda Paloh menjadi pembicaraan hangat di antara kaum hawa. Kegantengannya bikin mereka klepek-klepek.

Solopos.com, SOLO – Nama putra politikus Surya Dharma Paloh, Prananda Paloh, muncul dalam deretan trending topic di Twitter.

Advertisement

Melalui pantauan Solopos.com, pada media sosial Twitter, Kamis (26/2/2015), para pengakses internet atau netizen beramai-ramai menggunakan tanda pagar (tagar) atau hashtag #WeLovePranandaPaloh.

Beberapa netizen berakun perempuan, memuji ketampanan Prananda Paloh. “Wow, ganteng bingits  #WeLovePranandaPaloh,” tulis @syarifaayuri.

Advertisement

Beberapa netizen berakun perempuan, memuji ketampanan Prananda Paloh. “Wow, ganteng bingits  #WeLovePranandaPaloh,” tulis @syarifaayuri.

Komentar serupa diutarakan @nayiand_ dan @prilprilya melalui kicauannya berikut ini. “Wow, ganteng bingits  #WeLovePranandaPaloh,” tulis akun @nayiand_ dan @prilprilya.

Dikutip dari laman Wikidpr, Kamis, Prananda Paloh lahir di Singapura, 21 September 1988. Prananda meraih gelar Strata I di jurusan Political Science, Monash University, Australia, pada 2012. Ia dicitrakan sebagai seseorang dengan pemikiran yang progresif dan revolusioner.

Advertisement

Prananda Paloh tidak banyak melakukan aktivitas berkicau di akun Twitter-nya. Terpantau Kamis ini, ia hanya mengutip berita yang disiarkan oleh beberapa media Indonesia.

Kutipan berita yang di-retweet Prananda tersebut berisi pernyataan Prananda yang mendukung eksekusi mati atas terpidana narkoba berkebangsaan asing.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, pemerintah Indonesia telah menjatuhkan hukuman mati kepada dua gembong narkoba “Bali Nine” yang berkebangsaan Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumuran.

Advertisement

Keputusan hukuman mati ini, menuai reaksi Perdana Menteri Australia Tony Abbott untuk mengajukan grasi kepada pemerintah Indonesia.

Begitu pula Presiden Brasil, Dilma Rouseff, yang berusaha memperjuangkan hidup warganya, Archo Archer Cardoso Moreira, karena menyelundupkan obat-obatan terlarang di Indonesia. Grasi Dilma Rouseff ditolak dan Moreira dieksekusi mati di LP Nusakambangan, Minggu (18/1/2015) dini hari.

Terkait dengan hukum eksekusi mati yang ditetapkan pemerintah Indonesia, pada Sabtu (21/2/2015), Prananda Paloh menulis sebuah kicauan,”Hukum tegas, harga diri bangsa tegak! #KedaulatanHargaMati  #KoinUntukAustralia.”

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif