Soloraya
Rabu, 25 Februari 2015 - 03:10 WIB

PERTANIAN SUKOHARJO : Petani Keluhkan Tanah yang Semakin Tandus

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Rachman)

Pertanian Sukoharjo mengalami masalah dengan tanah yang dirasa semakin tandus.

Solopos.com, SUKOHARJO – Petani di Sukoharjo mengeluhkan tanah pertanian yang kian tandus. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya penggunaan pupuk setiap tahun.

Advertisement

Penggunaan pupuk kimia di lahan pertanian Sukoharjo terus meningkat. Sekretaris Kelompok Tani Sumber Rejeki Bulakrejo, Marino, 44, mengatakan petani terus menambah jumlah pupuk setiap tahunnya agar mendapatkan hasil yang maksimal. Jika sebelumnya satu hektare sawah membutuhkan 5 kuintal, pada tahun berikutnya pupuk yang dibutuhkan sebesar 5,5 kuintal hingga 6 kuintal untuk luas sawah yang sama.

Menurut Marino, hal ini disebabkan oleh tanah yang semakin tandus. Sehingga tanah membutuhkan jumlah pupuk yang lebih banyak. Meski penggunaan pupuk meningkat, harga jual gabah tidak mengalami peningkatan. “Harganya stagnan, rata-rata Rp450.000 hingga Rp500.000 sejak tahun 2012,” ungkapnya kepada Solopos.com ketika ditanya harga jual dari petani.

Marino berharap, pemerintah daerah lebih gencar dalam memberi penyuluhan terkait penggunaan pupuk kandang atau pupuk kompos. Petani saat ini lebih suka menggunakan pupuk kimia untuk tanamannya, padahal tanah sudah semakin berkurang produktivitasnya.

Advertisement

Terkait hal tersebut, Kepala Dinas Pertanian Sukoharjo, Netty Harjianti, saat ditemui Solopos.com mengatakan pemerintah daerah sudah melakukan penyuluhan rutin kepada petani di Sukoharjo agar menggunakan pupuk organik.

“Bahkan kita sudah mengembangkan pupuk organik, Ciunik. Pupuk ini berbentuk cair, bahan dasarnya dari ciu. Pupuk ini mengandung bahan organik yang baik untuk tanah,” ungkapnya terkait lahan pertanian Sukoharjo yang kian tandus.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif