Soloraya
Rabu, 25 Februari 2015 - 16:35 WIB

LONGSOR WONOGIRI : 25 KK di Wonogiri Terancam Tertimpa Batu Gunung

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Solopos)

Longsor di Wonogiri kali ini bukan karena tanah yang labil. Puluhan keluarga terancam tertimpa batu gunung di atas tebing.

Solopos.com, WONOGIRI — Sebanyak 25 kepala keluarga (KK) di Dusun Sawondo, Desa Gumiwang, Wuryantoro, terancam kejatuhan batu besar. Pemerintah desa setempat meminta Pemkab Wonogiri segera menghancurkan batu tersebut.

Advertisement

Kepala Desa Gumiwang, Prawoto, mengatakan ada sebanyak 25 kk di Desa Gumiwang yang tinggal di bawah anak gunung Gajah Mungkur. Keselamatan warga sekarang terancam setelah tepat di atas tebing terdapat batu besar berukuran 3 meter, panjang 4 meter, dan kedalaman 5 meter.

“Batu besar itu seaktu-waktu bisa jatuh kebawah mengenai rumah warga. Batu itu berada di atas tebing setinggi sekitar 30 meter dari rumah warga,” ujar Prawoto ketika dihubungi Solopos.com, Rabu (25/2).

Dia mengatakan pada awalnya, tepat di bawah batu besar itu, terdapat pohon pinus besar yang menopang batu tersebut. Namun, pohon pinus itu ditebang oleh pihak Perhutani dengan dalih sedang dalam melakukan konservasi hutan.

Advertisement

“Setelah pohon pinus ditebang batu besar itu tidak ada lagi yang menopang. Jika batu jatuh langsung mengenai rumah warga yang ada di bawah,” kata dia.

Prawoto berharap Perhutani sebagai pihak pengelola kawasan hutan dan pegunungan segera mungkin mencari solusi. Permasalahan tersebut sudah dilaporkan ke pihak kecamatan. “Petugas kecamatan sudah mengecek kondisi di lapangan dan hasilnya sudah dilaporkan ke Pemkab beberapa hari lalu,” jelas dia.

Dia mengatakan setelah mendapatkan laporan itu, pihak Perhutani langsung meresponnya dengan memecah batu besar itu. Proses pemecahan batu masih berlangsung sampai sekarang.

Advertisement

Ditemui secara terpisah, Camat Wuryantoro, Tarjo Harsono, mengatakan batu besar itu sangat membahayakan warga kalau terus dibiarkan. Setelah mendapatkan laporan dari kepala desa, dia langsung meminta petugas kecamatan mengecek lokasi.

“Kami datang ke lokasi dengan megambil foto batu besar yang mengancam warga. Setelah dilaporkan ke Pemkab langsung meminta Perhutani memecah batua besar itu,” kata Tarjo ketika ditemui Solopos.com di kantornya, Rabu.

Tarjo menambahkan memecah batu besar itu tidak mudah karena terdapat pemukiman padat penduduk tepat di bawah tebing. Perhutani, kata dia, menerjunkan tim khusus pemecah batu. Hasilnya batu besar sekarang sudah mengecil dan rumah warga tidak ada yang terkena selama proses pemecahan batu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif