SOLOPOS.COM - Xu Wenwu dan Wang Xiaoying (Sina English.com)
Kisah cinta pasangan suami-istri Tiongkok ini bisa menjadi kisah inspiratif. Suami telah 147 kali menyumbangkan darah kepada istrinya hingga berujung pemecatan sebanyak 30 kali.
Solopos.com, CHANGCHUN – Cinta tak mengenal lelah. Begitu para filsuf mendeskripsikannya. Seorang suami di Tiongkok menjadi salah satu contoh, demi keselamatan orang yang dicintainya, dia rela melakukan apa saja.
Seorang pria asal Kota Changchun, Tiongkok, Xu Wenwu, telah mendonorkan darahnya sebanyak 147 kali untuk istrinya. Istri Wenwu, Wang Xiaoying, menderita anemia dan amyasthenia.
Seperti dilansir laman Sina English, Sabtu (14/2/2015), Wenwu telah menyumbangkan darah selama satu dekade. Data di Changcun Blood Station mengungkapkan Wanwu telah mendonorkan darah lebih dari 147 kali. Darahnya itu ia sumbangkan ke istrinya sendiri.
Wang memang membutuhkan darah secara rutin. Karena itu Wanwu rela mendonorkan darah ke istrinya agar mendapat darah secara gratis. “Mendonorkan adalah perbuatan baik. Saya juga melakukannya untuk istri saya sehingga dia bisa hidup lebih lama,” kata Wanwu.
Wanwu dan Wang menikah pada tahun 1995. Mereka melahirkan anak kembar dan seorang anak perempuan dalam tiga tahun berikutnya. Tetapi mereka semua meninggal satu demi satu.
Pada 2003, Wang menderita anemia. Wanwu mengatakan Wang harus sering mendapatkan transfusi darah sering ke depannya. Saat itu ia mulai rutin mendonorkan darahnya. Wanwu juga bekerja keras mencari uang agar ia bisa membayar pengobatan istrinya.
Selama istrinya sakit Wanwu berganti-ganti bekerja di 30 perusahaan. Namun, satu per satu perusahaan-perusahaan tersebut memecatnya karena dia sering pulang ke rumah untuk merawat istrinya. Maklum saja, Wang yang juga menderita amyasthenia secara bertahap kehilangan kemampuannya untuk menjaga dirinya sendiri.
Wanwu segera pulang jika mendapatkan telepon dari istrinya, walaupun dia sedang bekerja. “Kalau bukan karena aku, Wenwu tidak akan berakhir seperti ini [dipecat 30 pengusaha],” kata Wang, “Saya bahkan tidak bisa pergi ke toilet sendiri,” imbuh dia.