Jatim
Selasa, 24 Februari 2015 - 13:05 WIB

KEPERAWANAN : Para Mahasiswi Ini Bicara Soal Keperawanan Mereka

Redaksi Solopos.com  /  Aries Susanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pacaran (Dok/JIBI/kabar24)

Keperawanan dan pergaulan bebas adalah fenomena di kalangan anak muda-mudi saat ini. Inilah tanggapan sejumlah mahasiswi ketika ditanya soal keperawanan.

Madiunpos.com, PONOROGGO – Sejumlah mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Jawa Timur secara tegas mengatakan bahwa keperawanan masih menjadi sesuatu yang sakral bagi mereka. Keperawanan, menurut mereka, adalah hal suci yang dimiliki perempuan dan hanya bisa diserahkan kepada lelaki yang sah melalui jalinan perkawinan.

Advertisement

 

Tika Rahayuning Tyas, 19, salah satu mahasiswi Ilmu Komunikasi, mengakui menjaga keperawanan ketika sedang menjalani masa pacaran adalah perkara yang tak gampang. Pasalnya, saat pacaran godaan untuk melakukan perbuatan tak senonoh hingga lepas kendali sangat terbuka lebar.

Advertisement

Tika Rahayuning Tyas, 19, salah satu mahasiswi Ilmu Komunikasi, mengakui menjaga keperawanan ketika sedang menjalani masa pacaran adalah perkara yang tak gampang. Pasalnya, saat pacaran godaan untuk melakukan perbuatan tak senonoh hingga lepas kendali sangat terbuka lebar.

 

Untuk itulah, imbuhnya, seorang perempuan yang tengah di mabuk asmara, harus mampu menjaga diri sebaik-baiknya. Kaum perempuan, lanjutnya, tak boleh begitu mudahnya menyerahkan keperawanannya kepada seseorang, tak terkecuali kepada pacarnya sendiri. Sebab, tegasnya, jati diri dan kehormatan seorang perempuan itu diukur dari keperawannya.

Advertisement

“Pacaran sih boleh-boleh saja, asal yang sehat, misalnya berbagi motivasi, sharing, dan saling belajar,” kata dia saat diwawancarai Madiunpos.com, Senin (23/2/2015).

 

Hal senada juga diungkapkan Khotimah Zumrotul Munfaati, mahasiswi lainnya dari Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Menurutnya, pacaran itu boleh dilakukan selama masih dalam batas kewajaran.

Advertisement

 

Meski demikian, mahasiswi Ilmu Komunikasi ini tak menampik fenomena pacaran yang lebih menjurus pada pergaulan bebas. Muda-mudi yang merasa sudah punya kekasih, kata dia, seolah bebas melakukan apa saja, termasuk melakukan hubungan intim layaknya pasangan suami istri.

“Di dalam Agama Islam, hal itu sangat menyalahi aturan. Kesucian itu perlu dijaga sebelum tiba waktunya,” katanya.

Advertisement

 

Dia menegaskan, keperawanan adalah kunci menghargai diri sendiri. Seorang perempuan yang begitu mudahnya menyerahkan keperawanannya kepada pacarnya, sama saja tak menghargai diri sendiri.

 

Terkait itulah, ia percaya salah satu cara untuk menjaga keperawanan adalah dengan jalan memperkuat keyakinan agama. Tujuannya, agar perempuan tak mudah terpengaruh bisikan setan selama berpacaran. “Berpacaran harus sewajarnya saja,” ujarnya.

 

Begitu pula yang diungkapkan Widy Sekaryanti, mahasiswi Ilmu Komunikasi di Kampus yang sama.  Ia menilai, keperawanan adalah identitas diri seorang perempuan. “Itu harus dijaga. Keperawanan itu simbol perempuan yang belum menikah,” ujarnya. (Rio Wicaksono/JIBI/Solopos)

KLIK dan LIKE di sini untuk update informasi Madiun Raya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif