Lifestyle
Minggu, 22 Februari 2015 - 11:45 WIB

WISATA SOLO : Ini Tempat-Tempat Unik di Sepanjang City Walk Slamet Riyadi

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Rumah tua di Purwosari yang biasa disebut Omah Lowo ini termasuk cagar budaya yang perlu dilindungi dengan lebih baik. (JIBI/Solopos/Dok)

Wisata Solo selalu menyimpan cerita. Salah satunya di sepanjang city walk Jl Slamet Riyadi Solo

Solopos.com, SOLO — Liburan belum ada acara ke mana-mana? Duit cekak tapi butuh piknik untuk menyegarkan suasana? Anda bisa memilih alternatif murah tapi asyik dengan menyusuri sepanjang Jl. Slamet Riyadi.

Advertisement

City walk di sisi selatan sepanjang empat kilometer yang membentang dari Stasiun Purwosari hingga Gladag punya sejumlah tempat unik. Solo yang dikenal dengan jargonnya, The Spirit of Java, masih mempertahankan sejumlah bangunan bersejarah peninggalan masa lalu.

Bangunan itu bisa menjadi background selfie atau sekadar dikunjungi untuk menambah pengetahuan. Sebut saja, Omah Lowo, Taman Sriwedari, Museum Radyapustaka, dan Museum Batik Danarhadi. Bagaimana sih destinasi itu bisa jadi alternatif piknik?

WISATA HERITAGE

Advertisement

Omah Lowo
Omah Lowo berada di timur Stasiun Purwosari, tepatnya persis di perempatan Solo Center Point (SCP). Omah Lowo atau dalam bahasa Indonesia Rumah Kelelawar, memang terlihat kumuh dan lusuh. Tapi jangan salah, heritage yang saat ini dimiliki pihak swasta itu memiliki sejarah panjang.

Bangunan seluas 1.500 meter persegi itu adalah peninggalan Belanda abad ke-19. Dengan total luas lahan 3.000 meter persegi, rumah itu pernah dimiliki oleh saudagar Tiongkok.

Bangunan tua yang kontras dengan pusat bisnis Solo Center Point di sebelahnya itu, sempat menjadi lokasi persembunyian prajurit Indonesia. Pernah juga menjadi gedung veteran, lalu kantor haji dan kamar dagang Kota Bengawan.

Kendati tidak bisa masuk ke kompleks bangunan, Anda bisa menikmati suasana teduh di sekitar lokasi itu. Terdapat sejumlah pedagang kaki lima (PKL) yang siap menyajikan kudapan di sela-sela perjalanan. Tapi, Anda musti mencium aroma tak sedap dari kotoran kelelawar yang saat ini menjadi penghuni tetap Omah Lowo.

Advertisement

Loji Gandrung
Rumah dinas Wali Kota Solo ini dahulunya adalah rumah komandan Belanda. Berbeda dengan bangunan Jawa yang meletakkan pendapa di depan bangunan utama, pendapa Loji Gandrung berada di belakang bangunan utama.

Di taman Loji Gandrung, terdapat kolam air mancur dan patung pahlawan nasional, Gatot Subroto. Sejumlah kereta kencana milik Pemkot Solo diparkir di kompleks Loji Gandrung.

WISATA BELANJA

Solo Grand Mall
Sejenak bergeser dari bangunan tua, satu kilometer dari Omah Lowo, terdapat satu pusat perbelanjaan modern, Solo Grand Mall. Pusat perbelanjaan itu menandai jantung city walk Slamet Riyadi. Di dalamnya terdapat beragam toko yang dapat memuaskan hasrat belanja. Mulai dari pakaian, makanan, hingga barang elektronik tersedia.

Advertisement

Di sekitar tempat itu, Anda akan kembali disambut PKL dengan jumlah yang lebih besar. Beragam makanan mulai yang ringan hingga berat dapat dijumpai di situ. Mulai dari siomay hingga sate kambing berderet sepanjang 100 meter. Harganya pun cukup terjangkau.

Pasar Triwindu
Pencinta barang antik pasti sudah tidak asing dengan keberadaan Pasar Triwindu. Meskipun tidak berada di Jl. Slamet Riyadi, namun lokasi ini cocok untuk wisata belanja. Anda bisa mendapatkan beragam barang unik dan suvenir.

Pasar yang tak jauh dari Pura Mangkunegaran itu, juga bisa menjadi tempat cuci mata sembari menyaksikan beberapa benda tua [tanpa harus membeli].

LOKASI NONGKRONG

Advertisement

Area Taman Sriwedari
Di sekitar Taman Sriwedari terdapat panggung kecil yang biasa digunakan untuk pertunjukan seni kala car free day (CFD).

Di luar hari Minggu, lokasi ini dapat menjadi alternatif Anda untuk sekadar nongkrong dan internetan gratis. Pasalnya, ada dua router WiFi yang diletakkan di tempat ini.

City walk Ngarsopuro
Saat malam hari, area city walk Ngarsopuro menjadi pilihan untuk kongkow-kongkow sembari menikmati makanan tradisional seperti wedang ronde dan kacang rebus. Sepanjang citywalk Jl. Diponegoro dilengkapi tempat duduk dan lampu-lampu yang bisa jadi lokasi selfie.

WISATA EDUKASI

Museum Radyapustaka
Museum yang didirikan pada 28 Oktober 1890 oleh KRA. Sasradiningrat IV atau Patih Dalem Paku Buwana IX itu memiliki ratusan koleksi, mulai dari keris hingga uang kuno. Selain itu, ada pula keramik, arca batu dan perunggu, dan naskah Jawa.

Ketua Komite Museum Radyapustaka, Purnomo Subagyo, mengatakan koleksi yang menjadi masterpiece adalah Cantik Rajamala yang merupakan penghias perahu Rajamala milik Paku Buwana IV.

Advertisement

Harga tiket masuk untuk pelajar senilai Rp2.500 dan umum Rp5.000. Jangan lupa, museum tutup setiap Senin.

Museum Batik Danarhadi
Museum Danarhadi mengisahkan sejarah batik melalui jalinan warna dan motif. Ada lebih dari 600 helai batik kuno hingga batik kontemporer. Setiap motif batik memiliki kisah dan makna beragam. Tiket masuk Rp25.000 untuk umum dan pelajar senilai Rp15.000.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif