Soloraya
Sabtu, 21 Februari 2015 - 00:10 WIB

BANJIR SRAGEN : Puluhan Rumah di Kebonromo Tergenang

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah seorang anggota Koramil Masaran tampak sedang membimbing pengendara mobil pikap yang melintasi banjir setinggi 60 sentimeter di jalan Desa Pringanom, Minggu (6/1/2013). Banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo menggenangi delapan kecamatan di Sragen. (JIBI/SOLOPOS/Dian Erika Nugraheny)

Banjir Sragen menggenangi puluhan rumah di Kebonromo, Sragen.

Solopos.com, SRAGEN — Tingginya curah hujan Kamis (19/2/2015) malam hingga Jumat (20/2/2015), membuat puluhan rumah di Dukuh Jambu, Desa Kebonromo, Kecamatan Ngrampal, Sragen, terendam air. Ketinggian banjir sekitar 50 sentimeter.

Advertisement

Pada Jumat (20/2/2015), air berangur surut. Selain menggenangi rumah warga, luapan Sungai Bengawan Solo menggenai jalan jalan alternatif Masaran ke Gemolong, Salatiga, dan Purwodadi. Akibatnya, sejumlah kendaraan terjebak macet panjang. Ketinggian banjir di Sragen sempat mencapai 1 meter, namun Jumat (20/2/2015) sore, surut menjadi 20 sentimeter.

Warga Jambu, Maridi, mengatakan air mulai menggenangi rumah warga sejak Kamis (19/2/2015) sore. Genangan air tersebut tidak hanya disebabkan hujan, tetapi luapan air dari Sungai Getas yang ada di dekat dukuh tersebut. Warga yang rumahnya tergenang air mengungsi di rumah tetangga yang lokasinya lebih tinggi.

“Air sudah masuk ke rumah kami, tetapi barang-barang kami tak ada yang rusak,” kata Maridi, saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Jumat (19/2/2015)

Advertisement

Hal senada juga dikatakan warga Dukuh Jambu lain, Kamidi. Menurut Kamidi, banjir Kamis-Jumat adalah hal rutin yang terjadi setiap musim hujan. Dia menilai banjir masih menyambangi desanya karena hingga saat ini belum ada pembangunan tanggul sungai. “Kami minta ada perhatian dari pemerintah, supaya dukuh kami tidak terus menerus kebanjiran,” kata dia.

Sementara itu, Kades Kebonromo, Sukidiyanto, membenarkan tidak ada pembangunan tanggul untuk mencegah luapan air. Hal itu karena anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan tanggul di sekeliling desa nilainya besar. Sedangkan untuk meninggikan wilayah Jambu juga membutuhkan anggaran yang besar.

Sementara itu, beberapa kendaraan roda dua yang nekat menyusuri jalan alternatif Masaran-Gemolong yang tergenang mogok. “Mesin motorku kelebonan banyu [Mesin motor saya kemasukkan air],” celetuk salah seorang pemilik kendaraan yang melewati jalur terendam air, Jumat (20/2/2015)

Advertisement

Warga Desa Pringanom, Sayono, 37, mengatakan air menggenangi ruas jalan tersebut sejak Jumat sekitar pukul 02.30 WIB. Pada saat itu ketinggian air diperkirakan mencapai 1 meter. Tetapi, air tersebut kini sudah semakin surut.

Menurutnya, banjir ini disebabkan luapan Sungai Bengawan Solo yang berada tak jauh dari kawasan itu. “Pagi tadi [Jumat (20/2/2015)] air menggenangi jalan sepanjang 1 km. Tetapi, kini air sudah semakin surut,” katanya.

Akibat dari banjir ini, lanjut dia, jalan alternatif dari Masaran ke Gemolong, Salatiga, dan Purwodadi terpaksa dialihkan ke Patihan dan Tanon. “Jalan tersebut memang banyak digunakan warga baik anak sekolah maupun orang kerja. Untuk itu, pagi tadi kemacetan tak dapat dihindari,” ujar dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif