Soloraya
Sabtu, 21 Februari 2015 - 20:00 WIB

BANJIR SOLORAYA : Warga Sukoharjo Diminta Waspadai Banjir Susulan

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Banjir di Kampung Kaliwingko, Desa Madegondo, Sukoharjo, Jumat (20/2/2015). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Banjir Soloraya masih jadi ancama. Warga di kawasan bantaran sungai di Sukoharjo diminta mewaspadai banjir susulan.

Solopos.com, SUKOHARJO — Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo, Suprapto, menegaskan status siaga darurat bencana tetap berlaku kendati banjir luapan Sungai Bengawan Solo sudah surut, Sabtu (21/2/2015).

Advertisement

Saat ditemui Solopos.com di sela-sela evakuasi warung satai yang roboh akibat longsor di Nguter, Suprapto meminta warga tetap waspada akan adanya banjir susulan. Dia menegaskan status siaga darurat bencana masih akan berlaku hingga akhir Februari mendatang.

Status siaga darurat bencana itu, kata dia, masih bisa diperpanjang menyesuaikan kondisi iklim. “Kami masih terus berkoordinasi dengan BMKG [Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika]. Selama intensitas hujan masih tinggi, status siap siaga darurat bencana masih berlaku,” jelas Suprapto.

Suprapto menegaskan potensi banjir susulan tetap menjadi ancaman serius bagi warga. Oleh karenanya, dia meminta warga tidak jauh-jauh meninggalkan rumah dalam beberapa hari ke depan. Dia khawatir banjir susulan itu datang saat kondisi rumah sedang sepi.

Advertisement

“Kalau rumah sepi, lalu siapa yang bakal mengevakuasi barang-barang berharga mereka? Silakan bepergian, tetapi yang dekat-dekat saja,” ucapnya.

Sementara itu, berdasarkan pantauan Solopos.com, sejumlah lokasi pengungsian di Grogol sudah sepi oleh warga. Mereka sudah kembali ke rumah masing-masing lantaran banjir sudah surut sejak Jumat (20/2) sore.

Sriyani, 50, warga Dusun Nusupan, RT 004/RW 005, Desa Kadokan, Grogol, mengatakan warga membutuhkan bantuan air bersih untuk membersihkan rumah, memasak dan keperluan mandi, cuci, kakus (MCK).

Advertisement

Menurutnya, setelah banjir biasanya ada bantuan air bersih. Namun hingga kini dia belum menerima bantuan itu.

“Beras di rumah sudah tidak bisa dimasak setelah terendam air kotor selama berjam-jam. Saya bersyukur sudah mendapat sembako. Tapi, untuk memasak juga butuh air bersih,” jelasnya saat ditemui di kampungnya.

Sementara itu, Kaur Kesra, Pemdes Kadokan, Jumali, mengaku sudah menerima kabar akan adanya bantuan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sukoharjo. Kendati begitu, sejauh ini bantuan air bersih itu belum juga datang.

“Dari PDAM sudah menghubungi via telepon terkait perlu tidaknya bantuan air bersih. Saya menjawab bantuan air bersih akan sangat berharga untuk warga. Tapi sampai sekarang bantuan itu belum datang. Kalau mau dibantu ya silakan. Tapi kalau tidak juga tidak apa-apa karena air sumur warga sudah mulai jernih,” paparnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif