Soloraya
Jumat, 20 Februari 2015 - 03:10 WIB

KASUS GIZI BURUK : 2 Bocah Gizi Buruk di Klaten Butuh Bantuan

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Oktaviano Nugroho, 5, asal Desa Kebondalem Lor, Prambanan dipangku ayahnya bernama Sugiyantoro, 31, di salah satu bangsal RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro, Rabu (18/2/2015). Bocah tersebut mengalami gizi buruk. (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Kasus gizi buruk terjadi di Klaten dua bocak penderita gizi buruk membutuhkan bantuan.

Solopos.com, KLATEN – Dua bocah penderita gizi buruk asal Kecamatan Prambanan, Klaten butuh bantuan untuk membiayai perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Soeradji Tirtonegoro. Keduanya berasal dari keluarga tak mampu dan tak terkaver jaminan kesehatan.

Advertisement

Salah satu penderita gizi buruk, Oktaviano Nugroho, 5, asal Desa Kebondalem Lor hanya berbobot sekitar 8,6 kg dan belum bisa berjalan serta berbicara. Oktaviano hanya bisa merengek jika ingin sesuatu. Beberapa tahun terakhir bocah itu dirawat ayahnya, sementara ibunya tinggal di Magelang.

“Saya sudah pisah dengan istri. Ketika saya kerja, Oktaviano saya titipkan ke tempat kakak,” jelas Sugiyantoro, 31, ayah Oktaviano, ketika ditemui di RSUP, Rabu (18/2/2015).

Suhu tubuh Oktaviano yang terus meningkat membuatnya harus dirawat di RS sejak sejak Senin (16/2/2015). “Sempat diobati ke puskesmas, tetapi tidak kunjung membaik. Akhirnya dibawa ke rumah sakit,” kata Sugiyantoro yang bekerja sebagai tukang servis elektronik itu.

Advertisement

Penderita gizi buruk lainnya adalah Reni Bintang Puspitasari, 9, asal Desa Randusari, Prambanan. Bocah yang kini kelas III SD itu dirawat di RSUP setelah kondisi tubuhnya tak kunjung membaik saat dirawat di puskesmas.

Reni yang didiagnosa menderita penyakit tuberculosis (TBC) masuk dalam kategori gizi buruk setelah dirawat intensif di rumah sakit. Paman Reni, Suratmin, 42, menjelaskan sejak usia empat tahun keponakannya dirawat oleh neneknya, Maryati, setelah ibu kandungnya meninggal dunia. Hingga kini, Reni tak terkaver jaminan kesehatan yang dibayai pemerintah.

“Sebagai orang awam, kami kebingungan untuk mencari bantuan kesehatan dari pemerintah. Sebelumnya sudah menghubungi pemerintah desa, tetapi belum ada tindak lanjut [untuk mendapat jaminan kesehatan]. Terus terang, kami meminta bantuan karena kondisi ekonomi keluarga juga minim,” jelasnya.

Advertisement

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan, Edy Hartanto, menegaskan segera berkoordinasi dengan pihak rumah sakit terkait kondisi kedua pasien tersebut.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif