Jogja
Rabu, 18 Februari 2015 - 12:40 WIB

UANG PALSU : DIY Jadi Target Peredaran

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang palsu (JIBI/Solopos/Dok.)

Uang palsu yang beredar di DIY terbilang kecil. Gambaran ini menunjukkan DIY sebagai target pemasaran.

Harianjogja.com, JOGJA–Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi wilayah target peredaran uang palsu (upal). Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah DIY, Arief Budi Santoso menyebut jumlah peredaran upal yang terbilang kecil menjadi ciri wilayah target dan bukan kategori produsen.

Advertisement

Dari data BI DIY jumlah peredaran uang palsu (upal) di 2014 mengalami penurunan dibandingkan tahun
sebelumnya. Jika 2013 ditemukan upal sebanyak 7.662 lembar upal, maka selama 2014 temuan upal sebanyak 1.960 lembar.

Arief mengatakan peredaran jumlah uang palsu per seribu lembarnya untuk kawasan DIY terbilang sangat kecil. Perbandingannya, dari seribu lembar hanya dua lembar uang palsu.

“Ini disebabkan jaringan pengedar semakin sulit mencari celah. Pengetahuan masyarakat untuk membedakan uang asli dan palsu semakin baik,” katanya di Hotel Eastparc Jogja, Selasa (17/2/2015).

Advertisement

Temuan upal yang dilaporkan ke BI, berasal dari luar DIY. Hal itu disebabkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat terhadap upal berkembang pesat. Bahkan, para pedagang di pasar-pasar tradisional pun dapat membedakan keberadaan uang palsu dan asli.

Disinggung peredaran upal di Kulonprogo, Arief mengaku belum mendapatkan laporan. Hanya saja, jika dilakukan oleh oknum pelajar, hal itu menandakan jaringan upal mulai menyasar orang-orang yang selama ini sulit untuk dicurigai.

“Mereka memanfaatkan jaringan-jaringan yang tidak diperkirakan. Kalangan pelajar susah diperkirakan,” terangnya.

Advertisement

Pihaknya akan melakukan sosialisasi lebih gencar lagi. Selama ini, pihaknya melakukan sosialisasi sebatas di
daerah DIY saja. Adapun peredaran upal di Jawa Tengah belum dilakukan sehingga diperkirakan upal masuk melalui kawasan tersebut.

“Sosialisasi kami harus menjangkau Jawa Tengah bagian selatan. Sebab untuk di bagian DIY sosialisasi sudah cukup berhasil. Faktor pendidikan, pemahaman dan sosialisasi sudah menyentuh banyak kalangan,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif