News
Selasa, 17 Februari 2015 - 22:30 WIB

PENDIDIKAN SEKS : Murid SD Tanya "Apa Mimpi Basah?" Ini Jawaban Guru

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi guru (Dok. JIBI/Harian Jogja)

Pendidikan seks kepada anak-anak menjelang remaja butuh pendekatan khusus.

Solopos.com, SOLO — Memasuki masa puber, anak-anak yang beranjak ke remaja sering kebingungan dengan perubahan bentuk tubuh yang dialaminya. Namun yang tak kalah sulit adalah pendidikan seks dan bagaimana cara memahamkan mereka tentang masa transisi itu.

Advertisement

Bagi sebagian anak perempuan, mereka akan panik saat mengetahui diri mereka tengah haid. Sementara, sebagian anak laki-laki, mereka akan bingung saat mengalami mimpi basah. Banyak anak-anak yang tidak tahu apa yang harus mereka lakukan.

Untuk mengatasi kebingungungan tersebut, SDIT Nur Hidayah Solo membekali sekitar 146 siswa kelas V dengan kegiatan Ceramah Dialog (Cerdik) tentang pubertas di sekolah, Selasa (17/2/2015). Rata-rata, siswa berusia 10-12 tahun. Siswa laki-laki sengaja dipisahkan dengan perempuan dalam pembekalan tersebut.

“Salah satu tanda bagi anak laki-laki yang telah akil balig, akan mengalami mimpi basah. Seperti ngompol dan celananya nanti basah. Tetapi ini berbeda karena ada rasa nikmat,” ujar salah satu guru, Sriyoko, kepada puluhan siswa di aula sekolah setempat, Selasa. Puluhan anak-anak pun cekikian mendengar penjelasan guru mereka tersebut.

Advertisement

Salah satu siswa, Ihsan Hafidz Salim, mengaku belum pernah merasakan mimpi basah. Namun demikian, siswa berusia sepuluh tahun itu mengaku sedikit tahu ciri-ciri saat mimpi basah. Menurutnya, mimpi basah berbeda dengan mengompol. “Mimpi basah itu beda dengan mengompol. Kalau mimpi basah yang keluar tidak pesing,” ujarnya di sela-sela kegiatan, Selasa.

Siswa lainnya, Muhammad Ghossan H, mengatakan air mani yang dikeluarkan saat mimpi basah memiliki kekentalan yang berbeda dibandingkan air seni. “Airnya lengket-lengket dan warnanya putih,” ujar siswa berusia 11 tahun itu.

Di ruangan lainnya, siswa perempuan dikenalkan dengan ciri-ciri akil balig. Setidaknya, ada dua tanda yang menunjukkan anak perempuan telah balig, yakni tanda primer dan sekunder. Tanda primer adalah menstruasi, sedangkan tanda sekunder misalnya pertumbuhan payudara serta tumbuh rambut pada organ tertentu.

Advertisement

Koordinator kegiatan, Wahyudi Nugroho, mengatakan anak sengaja dibekali agar tidak bingung saat menginjak balig. Dalam kesempatan tersebut, menurutnya, anak juga diberikan bekal agar mengetahui apa yang harus mereka lakukan.

“Mereka juga diajari seperti mandi besar, kewajiban menjalankan ibadah dan menutup aurat. Jadi anak-anak yang telah balig tidak lagi bingung jika mengalami perubahan fisik pada diri mereka,” ujarnya kepada Solopos.com di lokasi, Selasa.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif