Soloraya
Minggu, 15 Februari 2015 - 13:00 WIB

BST SOLO : Angkuta di Solo Bakal Diubah Menjadi Minibus

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi angkutan umum perkotaan (Dok/JIBI/Solopos)

BST Solo segera

Solopos.com, SOLO — Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informartika (Dishubkominfo) Solo berencana mengubah konsep angkutan kota (angkuta) Solo menjadi minibus. Upaya ini untuk mendukung integrasi angkuta dengan Batik Solo Trans (BST) yang bergaung setahun lalu.

Advertisement

Kepala Dishubkominfo, Yosca Herman Soedrajad, mengatakan bakal serius menata angkuta Solo beberapa tahun ke depan. Menurut Yosca, kondisi angkuta saat ini sudah tidak ideal dan berdampak pada jumlah pelanggan. Pihaknya mulai menawarkan konsep minibus untuk mencegah moda tersebut mati suri.

“Nantinya minibus bakal mengisi rute yang tidak dapat dijangkau bus kota atau BST Solo. Jadi modelnya pengumpan,” ujarnya saat ditemui Solopos.com di Laweyan, Minggu (15/2/2-15).

Pihaknya memilih minibus dengan pertimbangan kenyamanan dan fleksibilitas akses menuju lokasi. Survei yang dilakukan pada masyarakat, imbuhnya, juga menghendaki revitalisasi angkuta. Dengan konsep terbaru, Yosca memastikan akan ada perubahan trayek yang dilalui angkuta selama ini.

Advertisement

Pihaknya mengatakan sejumlah rute yang bertabrakan dengan bus kota akan dihilangkan. Selain itu, trayek yang jaraknya terlalu panjang bakal dipecah menjadi dua untuk efisiensi. “Kalau sekarang kan kasihan, rutenya bisa sampai puluhan kilometer tapi penumpangnya sedikit.”

Di lain sisi, Dishubkominfo akan memerkuat rute-rute “gemuk” dengan penambahan armada. Yosca mengatakan waktu tunggu angkuta pascarevitalisasi disetarakan dengan BST yakni 7-10 menit. Pihaknya menjamin tidak ada lagi trayek yang hanya diperkuat 5-10 armada seperti saat ini. “Jadi disesuaikan dengan kebutuhan. Kalau revitalisasi sukses berjalan, jumlah koridor bus akan bertambah dari delapan menjadi 13 koridor,” urai dia.

Badan Hukum
Pihaknya mulai menyiapkan badan hukum untuk menopang transisi moda tersebut. Menurut Yosca, badan hukum penting untuk penyamaan persepsi pengusaha angkuta. Badan hukum juga menjadi syarat bantuan dana bersumber pemerintah. “Setelah kami kaji, bentuk yang paling tepat adalah koperasi.”

Advertisement

Kasi Angkutan Orang Dishubkominfo, Taufiq Muhammad, mengatakan jumlah trayek angkuta yang bertahan sampai sekarang tinggal 10 jalur. Dia mengatakan jalur seperti 05 dan 10 sudah mati karena ditinggal konsumen. “Jumlah moda yang aktif pun semakin berkurang. Dari 300-an armada berizin, hanya 250 yang masih beroperasi,” ucapnya.

Taufiq menambahkan sikut-sikutan tarif yang terjadi antarpengusaha angkuta selama ini membuat nasib moda tersebut semakin terjepit. Sebagian pengusaha menarik tarif di bawah standar untuk menggaet pelanggan.

Berikut gambaran perubahan wajah angkuta Solo:

Konsep : Diubah menjadi minibus (sejenis elf)
Rute : Di luar jalur bus kota/BST (pengumpan dari wilayah)
Waktu tunggu : 7-10 menit
Tarif : Disetarakan dengan bus kota
Badan hukum : Koperasi

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif