Soloraya
Sabtu, 14 Februari 2015 - 05:10 WIB

BENCANA ALAM KARANGANYAR : Permukiman Warga Jenawi Ambles

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tanah di Jambon, Menjing, Jenawi, bergerak, Kamis (12/2/2015). Akibat kejadian itu sejumlah retakan tanah pun terjadi hingga merusak sebagian bangunan warga. (Bayu Jatmoko Adi/JIBI/Solopos)

Bencana alam Karanganyar berupa amblesnya permukiman warga terjadi di Jenawi.

Solopos.com, KARANGANYAR — Puluhan keluarga di Desa Menjing dan Desa Balong, Kecamatan Jenawi, terancam bencana alam tanah longsor. Sejak Selasa (10/2/2015), terjadi pergerakan tanah yang menyebabkan tanah retak dan sebagian lantai rumah ambles.

Advertisement

Permukiman warga itu berada di daerah perbukitan. Warga RT 002/RW 006 Jambon, Menjing, Jenawi, Sukiyem, mengatakan sejak Selasa malam dia sudah merasakan ada pergerakan tanah.

“Terjadi dua kali, yaitu pada Selasa malam dan Rabu [11/2/2015] malam. Saat kejadian, saya mendengar suara kretek-kretek dari [bangunan] rumah,” kata dia saat ditemui wartawan di rumahnya, Jumat (13/2/2015).

Advertisement

“Terjadi dua kali, yaitu pada Selasa malam dan Rabu [11/2/2015] malam. Saat kejadian, saya mendengar suara kretek-kretek dari [bangunan] rumah,” kata dia saat ditemui wartawan di rumahnya, Jumat (13/2/2015).

Dia mengatakan secara perlahan terjadi retakan di lantai rumahnya. Dari pantauan Solopos.com, sebagian lantai rumah milik keluarga Sukiyem tersebut ambles. Dia mengatakan saat itu dia tidak mengetahui jika yang terjadi merupakan pergerakan tanah.

Alat pendeteksi pergerakan tanah yang berada di samping rumahnya tidak menunjukkan sinyal berarti. “Tidak berbunyi keras, hanya seperti bunyi jangkrik,” kata dia.

Advertisement

Sekretaris Desa Menjing, Mardoko, mengatakan untuk sementara ini warga yang bermukim di lokasi terjadinya tanah retak masih tinggal di rumah masing-masing. Ia mengakui saat ini permukiman tersebut sudah tidak aman lagi untuk ditempati.

“Saat ini pembahasan mengenai kejelasan adanya relokasi atau tidak masih dilakukan,” kata dia saat ditemui wartawan di kantornya, Jumat (13/2/2015).

Sejak 1983
Dia mengatakan di Dukuh Jambon, Dusun Jambon, Menjing saat ini ditempati oleh 35 keluarga. Namun, hanya sebagian yang terdampak langsung oleh peristiwa pergerakan tanah itu. Menurut dia, di lokasi tersebut sudah sering mengalami pergerakan tanah sejak 1983 silam. Namun, peristiwa yang terjadi beberapa hari terakhir cukup parah.

Advertisement

“Pada Kamis [12/2] malam sekitar pukul 21.00 WIB terjadi retakan lagi. Sebelumnya memang hujan cukup deras,” kata dia.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, Nugroho, mengatakan terdapat sekitar 23 keluarga di Menjing yang mendesak diungsikan. Sedangkan di Desa Balong, Jenawi, kata dia, terdapat 37 keluarga yang direncanakan diungsikan karena mengalami hal serupa.

“Para tokoh masyarakat di Jambon, Menjing, sedang membahas tentang lokasi pengungsian,” kata Nugroho saat dihubungi wartawan, Jumat (13/2/2015), terkait ancaman bencana alam di Sragen.

Advertisement

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif