Soloraya
Jumat, 13 Februari 2015 - 22:40 WIB

Patung Soekarno Ngetren di Soloraya

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri memberikan sambutgan pada peresmian patung Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno di Kantor Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI-P, Brengosan, Solo, Jumat (13/2/2015). Patung proklamator RI setinggi 3meter tersebut dibuat sebagai simbol penghormatan penghormatan atas jasa mendiang Ir. Soekarno. (Reza Fitrianto/JIBI/Solopos)

Patung Soekarno belakangan kian menghiasi kawasan Soloraya. Terbaru, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarniputri meresmikan patung Soekano di kantor DPC PDIP Solo.

Solopos.com, SOLO — Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri meresmikan patung Ir. Soekarno (Bung Karno) setinggi 3,5 meter di depan DPC PDIP Solo, Jumat (13/2/2015). Berdirinya patung tersebut menambah jumlah patung Bung Karno di Soloraya.

Advertisement

Selain di DPC PDIP Solo, patung Bung Karno juga ditemui di DPC PDIP Boyolali, Jl. Ir. Soekarno Solobaru dan Pasar Ir. Soekarno. Patung serupa juga ditemui di Panti Marhaen DPD PDIP Jawa Tengah di Semarang.

Pengamat politik Solo, M.T. Arifin, saat ditemui Solopos.com, Jumat siang, mengatakan tren simbol patung Bung Karno bukanlah fenomena masa kini, melainkan fenomena yang sudah lama lahir di negeri ini.

Advertisement

Pengamat politik Solo, M.T. Arifin, saat ditemui Solopos.com, Jumat siang, mengatakan tren simbol patung Bung Karno bukanlah fenomena masa kini, melainkan fenomena yang sudah lama lahir di negeri ini.

Dia berpendapat figur Soekarno merupakan simbol nasionalisme dan PDIP merupakan partai nasionalis yang berupaya meneruskan gagasan-gagasan nasionalisme Bung Karno. Munculnya figur Soekarno di PDIP, kata dia, bukan karena adanya Megawati Soekarnoputri sebagai putri Bung Karno.

“Gagasan nasionalisme Bung Karno itu dilatarbelakangi spirit H.O.S Tjokroaminoto dalam menghadapi kemajemukan dan kolonialisme kala itu. Wujud gagasan nasionalisme Bung Karno sekarang ya Pancasila itu. Simbolisme nasionalisme Bung Karno digunakan organisasi sejak 1915 dengan lahirnya Jong Java. Kemudian melebur dalam momentum Sumpah Pemuda 1928 dan Bhineka Tunggal Ika pada 1930,” kata dia.

Advertisement

“Saya datang ke Solo hanya ingin menghadiri Musyawarah Nasional (Munas) II Partai Hanura [Hati Nurani Rakyat]. Partai Hanura merupakan anggota Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang sama-sama mengusung Jokowi. Kemudian, Pak Rudy [F.X. Hadi Rudyatmo] meminta saya datang ke DPC PDIP Solo. Sejak awal berdirinya PDIP, DPC ini turut aktif membesarkan partai,” kata Megawati.

Butuh 7 Bulan

Arsitek patung Bung Karno, Alfon Suwidyo, mengatakan proses pembuatan patung itu menelan waktu tujuh bulan. Patung setinggi 3,5 meter dan seberat dua ton itu dibuat dengan bahan beton dan menggunakan bahan tembaga dalam finishing-nya.

Advertisement

Sekretaris DPC PDIP Solo, Teguh Prakosa, menyatakan patung Bung Karno dibangun atas inisiatif DPC PDIP Solo karena tidak ada instruksi dari DPP. Munculnya ide pembuatan patung itu, kata dia, dimulai dengan adanya pertemuan dengan pimpinan DPC PDIP Boyolali, Seno Kusumo dan Seno Samudro.

“Makanya di Boyolali juga ada patung Bung Karno. Kemudian Pak Rudy diminta melobi ke Bu Mega untuk meresmikan. Nah, ternyata yang Boyolali tak sabar sehingga diresmikan oleh Pak Sekjen [Tjahjo Kumolo]. Akhirnya, yang di Solo bisa mendapat momentum menghadirkan Bu Megawati,” kata dia.

Teguh mengatakan pembuatan patung Bung Karno itu disesuaikan dengan kemampuan DPC masing-masing. Dia menyebut PDIP bisa dikatakan identik dengan Bung Karno dalam arti gagasan-gagasannya. Bila memungkinkan semua, kata dia, patung Bung Karno bisa menjadi simbol di setiap kantor PDIP.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif