Soloraya
Jumat, 13 Februari 2015 - 05:50 WIB

DEMAM BERDARAH KLATEN : Fogging Diwarnai Protes Warga Trucuk

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi fogging (JIBI/Solopos/Dok.)

Demam berdarah Klaten diwaspadai. DKK Klaten mengadakan fogging untuk memberantas nyamuk demam berdarah.

Solopos.com, KLATEN – Dinas Kesehatan kabupaten (DKK) Klaten menggelar fogging atau penyemprotan insektisida guna memberantas nyamuk di Dukuh Tegalgading, Desa Mireng, Trucuk, Kamis (12/2/2015).

Advertisement

Fogging dilakukan setelah belasan warga di desa tersebut dirawat ke rumah sakit lantaran mengalami gejala demam berdarah (DB).

Namun, penyemprotan sempat diwarnai protes dari sejumlah warga. Camat Trucuk, Bambang Haryoko, menjelaskan sesuai rencana fogging dilakukan di dua RT wilayah tersebut.

“Rencananya fogging di dua RT yakni RT 030 dan RT 031. Tetapi, tadi sempat tegang dengan warga karena RT 032 yang berdekatan dengan dua RT tersebut tidak terkena penyemprotan. Tetapi kan ada SOP [standar operasional prosedur] yang harus dipatuhi petugas. Meski demikian, tadi akhirnya penyemprotan dilakukan di tiga RT agar tidak berkepanjangan,” ungkap dia saat dihubungi Solopos.com, Kamis (12/2/2015).

Advertisement

Bambang tak menampik masih ada warga yang belum memahami cara efektif guna menanggulangi serangan DB yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Lantaran hal itu, pihaknya mengaku terus menggencarkan sosialisasi program pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Gencarnya sosialisasi PSN juga dilakukan lantaran serangan DB di wilayah Trucuk hampir menyasar ke 18 desa yang ada di Kecamatan Trucuk. Bahkan, ada warga yang meninggal dunia akibat DB selama 2015.

“Fogging itu tidak efektif dan itu keliru kalau pemahaman cara paling ampuh dengan disemprot. Makanya, kami tekankan ke desa agar sosialisasi kepada RT dan RW untuk menggerakkan PSN, memberantas jentik nyamuk,” ujar dia.

Advertisement

Sebelumnya, Kabid Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2L) DKK Klaten, Herry Martanto, juga kembali menegaskan PSN merupakan cara paling ampuh memberantas DB. Lantaran hal itu, pihaknya meminta warga jijik dengan jentik nyamuk.

Dia mencontohkan turunnya kasus DB terjadi di Desa Bawak, Kecamatan Cawas setelah program tersebut digulirkan beberapa tahun terakhir.

Kades Bawak, Ponidi, mengaku sejak 2012 terakhir kasus DB di wilayahnya turun drastis. Sebelumnya, wilayah tersebut termasuk dalam kawasan endemis dan nyaris setiap tahun ada warga yang meninggal dunia akibat terserang DB.

“Dulu itu Bawak masuk dalam KLB. Namun, setelah dari para kader setiap bulan sebanyak tiga kali rutin menggulirkan program PSN memang sudah tidak ada lagi kasus DB,” urai dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif