SOLOPOS.COM - Valentino Rossi tersandung skandal pembayaran pajak. Pembalap asal Italia ini diduga tidak membayar pajak selama kurun tahun 2000 s/d 2004. Ist/motogp.com
Kabar pembalap asal Italia, Valentino Rossi, cukup memprihatinkan. Karir gemilangnya saat ini sedang tersandung masalah pajak.
Solopos.com, ROMA—Nama juara dunia tujuh kali MotoGP, Valentino Rossi, kembali terseret dalam kasus penggelapan pajak yang diungkap Konsorsium Internasional Investigasi Wartawan (ICIJ).
Konsorsium ini membocorkan dokumen rahasia yang berisi dugaan bank raksasa HSBC cabang Swiss yang diketahui membantu para nasabah kaya demi menghindari kewajiban membayar pajak.
Skandal pajak ini tak hanya menyeret Rossi, tapi juga sejumlah olahragawan seperti pembalap Formula One (F1), Fernando Alonso, serta selebritis papan atas dunia. Masalah pajak ini bukanlah hal baru bagi pembalap Yamaha tersebut. Rider asal Italia ini pernah terjerat persoalan serupa musim 2008 lalu.
Pada kasus pertamanya, kantor pajak Italia menuduh pembalap Rossi sengaja tidak mencantumkan pendapatan sebesar 60 juta euro sejak musim 2000 hingga 2004. Akibatnya selama empat tahun Rossi tak pernah kena pajak pendapatan. Masalah itu ditutup setelah rekan Jorge Lorenzo tersebut membayar tagihan sebanyak 20 juta euro.
Dilansir Speedweek, Rabu (11/2), kasus baru ini menyeret pembalap berjuluk The Doctor itu yang diketahui memiliki harta kekayaan senilai 23,9 juta dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp303 miliar dalam dua rekening di HSBC cabang Swiss.
Tapi, Rossi menegaskan selalu melaporkan status pajaknya kepada pihak berwenang Italia. Bahkan pengacaranya mengaku masalah pajaknya 2008 lalu sudah rampung dan semua utangnya telah lunas.
Sementara itu, pengacara Alonso menjelaskan persoalan pajak ini sudah berakhir di meja hukum sejak lama. Pembalap Mercedes bahkan mengancam siap melaporkan siapa pun yang mengklaim dirinya mengemplang pajak.
Mantan bos F1, Flavio Briatore, Marat Safin (mantan petenis), dan Diego Forlan (mantan pesebak bola) juga dikabarkan masuk dalam daftar dokumen yang didapat ICIJ. Meskipun kabar ini sudah menyebar, pihak bank Inggris tersebut enggan memberikan tanggapan. (Farida Trisnaningtyas/JIBI/Solopos)