Otomotif
Rabu, 11 Februari 2015 - 07:00 WIB

MOBIL NASIONAL : Mobnas Indonesia Hanya Pakai Listrik

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mobil listrik yang diberi nama Selo dipamerkan saat digelar car free day di Jl. Raya Darmo, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (8/12/2013). Selo adalah mobil listrik sport generasi kedua yang digagas oleh Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan bersama Tim Putra Petir setelah sebelumnya menghasilkan mobil listrik Tucuxi. (JIBI/Solopos/Antara/Eric Ireng)

Mobil nasional Indonesia masih jadi kontroversi.

Solopos.com, BATAM – Di tengah pro dan kontra isu mobil nasional (mobnas) hasil kerja sama Indonesia-Proton Malaysia, Kementerian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristek) menegaskan Indonesia hanya akan membuat mobnas bertenaga listrik.

Advertisement

Kemenristek sempat menepis kabar bahwa proyek yang tengah dijalani oleh PT Adiperkasa Citra Lestari dengan Proton Malaysia merupakan cikal bakal baru mobnas di Indonesia. Menristek Muhammad Nasir mengungkapkan riset yang ia lakukan bersama sejumlah pihak selama ini berfokus pada kendaraan dengan bahan bakar alternatif diluar bahan bakar minyak (BBM).

“Ya, hanya listrik,” kata Nasir usai mengunjungi Politeknik Batam, Kepulauan Riau, seperti ditulis Kantor Berita Antara, Selasa (10/2/2015).

Alasan Kemenristek berfokus untuk mengembangkan mobnas bertenaga listrik adalah untuk menyiasati jumlah persediaan BBM yang semakin terbatas. Selain itu, Nasir juga menjelaskan persaingan dalam menciptakan mobil bertenaga BBM di Indonesia sudah terlalu sempit karena didominasi oleh mobil pabrikan Jepang dan Korea.

Advertisement

Sejauh ini, riset dan pengembangan yang dilakukan Kemenristek dengan mobnas berbahan bakar listik itu sedang dalam tahap evaluasi dan diuji oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Dua perguruan tinggi yang dilibatkan dalam riset itu adalah Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung.

“Dari evaluasi dan uji coba itu, diharapkan dapat diketahui kelemahan dari mobil yang dirancang. Sehingga akhir tahun bisa diketahui kelemahan apa,” tambah Nasir.

Sementara itu, salah satu pengembang mobil listrik dalam negeri, Dasep Ahmadi mengaku mobil listrik ciptaannya juga telah memasuki tahap evaluasi. Ia menjelaskan pasar mobil listrik di Indonesia sebenarnya cukup besar, namun perhatian pemerintah masih minim.

Advertisement

“Kalau dikembangkan pasarnya ada. Kalau mobil nasional pasti akan bersaing keras dengan industri otomotif yang sudah eksis, Saya lihat pemerintah kurang aktif. Harusnya pemerintah jemput bola,” jelas Dasep dikutip dari Detik, Sabtu (7/2/2015).

Dasep juga berpendapat, dibandingkan dengan Malaysia, Indonesia memiliki keunggulan di bidang engineering. Namun di sisi lain, Malaysia lebih unggul dalam mendukung industri lokal  untuk mengembangkan dan memproduksi mobil nasional.

“Seharusnya Pak Jokowi berdayakan pengusaha lokal. Kita akui Malaysia pintar bagaimana berdayakan pengusaha lokal dan bagaimana negosiasi dengan perusahaan prinsipal luar,” jelas Dasep.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif