News
Selasa, 10 Februari 2015 - 13:40 WIB

PRESTASI MAHASISWA : Desain Alat Bantu Gerak Menang di Tingkat ASEAN

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - IST

Prestasi mahasiswa berupa alat bantu gerak dari UMY mampu menembus tingkat Asia Tenggara.

Harianjogja.com, BANTUL-Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) tercatat sebagai juara Autodesk Asean Design Competition. Kemenangan ini berkat kerja keras Satriawan Dini Hariyanto, Panji Prihandoko, dan Romario Aldrian dalam mendesain alat bantu gerak bagi penyandang difabel.

Advertisement

Sejak pertamakali diadakan, hanya dua universitas di Indonesia yang memiliki kesempatan mengikuti kompetisi, yakni UMY dan Institute Teknologi Bandung (ITB). Adapun dalam kompetisi ini, tim dari UMY memilih tema tuna daksa sebagai tema desain.

“Yang pertama kali ada dibenak kami waktu itu adalah, kami ingin memberikan kesempatan untuk para penyandang difable maka dari itu kami memilih tema tuna daksa dan sampai akhirnya kami membuat desain alat yang dapat digunakan para penyandang difable yang tidak dapat berjalan. Project ini kami beri nama Muhammadiyah Yogyakarta Exoskeleton (Myx-o), “ jelas Satriawan saat diwawancarai pada hari Senin (9/2/2015) seperti
rilis yang Harianjogja.com terima.

Panji menjelaskan saat mendesain alat ini, ketiganya melakukan survei ke SLB Negeri 1 Bantul dan Komunitas Difable Yogyakarta. Dalam observasi ini, ketiganya melakukan pengamatan dan wawancara pada penyandang difable. Mereka juga mengembangkan alat bantu yang tersedia sambil mengatasi kekurangan.

Advertisement

“Project design yang kami buat ini memang dikususkan bagi penyandang difable yang tidak bisa berjalan. Project design yang kami buat ini juga kami buat dengan semurah mungkin, jadi nantinya alat ini bisa digunakan oleh kalangan manapun. Untuk pembuatannya kami juga berencana menggunakan material-material yang mudah di temui di Indonesia. itu sebabnya kenapa alat ini dapat dikatakan murah, “ papar Panji lagi.

Alat ini tidak hanya membantu penyandang difable berjalan saja, tetapi juga dapat digunakan untuk terapi berjalan.

“Karena fungsi utama dari alat ini akan dipasang di kaki maka, fungsi alat ini memang untuk memudahkan para penyandang cacat yang tidak bisa berjalan agar bisa berjalan lagi. Namun kelebihan yang lainnya yakni, alat ini bisa digunakan untuk para penderita stroke untuk melakukan terapi berjalan, “ imbuhnya.

Advertisement

Ke depan, ketiganya ingin melengkapi alat tersebut dengan sistem sensorik atau dengan memanfatkan sel otak. Dengan harapan, saat digunakan berjalan, alat tersebut mengetahui isi pikiran pengguna.

Dalam membuat project design ini, tim dibantu oleh dosen Teknik Mesin UMY yaitu Tutik Sriyani dan Setia Prihandana. Adapun penghargaan yang diberikan bagi para peserta yang berhasil menang dalam kompetisi tersebut, yakni mendapatkan kesempatan melakukan perjalanan ke Beijing.

“Saat ini kami masih mempersiapkan presentasi sebelum berangkat ke Beijing pada 10 Maret 2015. Karena di sana nanti kami akan melakukan sharing dengan para peserta dari negara lain serta melakukan presentasi di hadapan para pengusaha. Sementara untuk pelaksanaannya sendiri akan dilaksanakan di Tongji University Shanghai,?“ tutur Romario.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif