News
Selasa, 10 Februari 2015 - 20:41 WIB

PELUANG USAHA : Myanmar Prospektif Digarap, Ini Alasannya

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi/peabodyst.com

Peluang usaha dalam era perdagangan bebas memberikan kesempatan bagi Indonesia menggarap pasar di luar negeri, seperti di Myanmar.

Harianjogja.com, JOGJA– Myanmar menjadi salah satu negara yang dibidik pasar Internasional. Selain potensi sumber daya alam (SDA) yang belum tergarap maksimal, biaya investasi di Myanmar cukup rendah.

Advertisement

Menurut Duta Besar Myanmar Ito Sumardi, Myanmar memiliki potensi bisnis dan pariwisata luar biasa. Dengan jumlah penduduk 61 juta jiwa, Myanmar memberi peluang bisnis tersendiri. Sebab, living cost di negara yang terbilang baru itu cukup rendah. Padahal, Myanmar memiliki potensi SDA yang luar biasa.

“Di bidang pertambangan, misalnya, Myanmar memiliki batu permata terbaik di dunia, Ruby. Untuk 10 karat saja Rp1,5 M,” Ito di sela kegiatan Ambassadors Go To Jogja With Love “Temu Mitra Pers dan Usaha Jogja” yang digelar PWI, KADIN dan Pengusaha DIY di Eastparc Hotel Jogja, Selasa (10/2/2015).

Tidak hanya itu, di bidang agraria Myanmar juga penghasil beras dan produk kayu jati terbesar di dunia. Selain konflik sosial rendah, kata Ito, tanah di negara itu dikuasai negara. Selain living cost di negara itu cukup rendah, pemerintahannya juga pro investasi.

Advertisement

“Ada jaminan dari Myanmar tidak ada nasionalisasi aset. Regulasi pajak menarik, sebelum usaha berjalan dan menghasilkan, belum dikenai pajak. Cuma, ada kendala di mana SDM yang terampil masih terbatas dan kondisi infrastruktur belum baik,” kata Ito.

Sementara, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DIY, Gonang Djuliastono mengapresiasi sambutan positif dari para dubes negara sahabat. Pada acara ini ada dubes Indonesia dari 15 negara yang diundang.

“Kami bersama tim dubes juga telah menemui Gubernur karena langkah yang paling aman untuk menaikkan devisa adalah melalui ekspor,” kata Gonang.

Advertisement

Dalam temu mitra ini, peran Kadin hanya sebagai fasilitator. Untuk tindak lanjutnya diserahkan kepada masing-masing asosiasi pengusaha yang diundang dalam pertemuan. Khusus untuk Myanmar, pelaku usaha pariwisata Jogja akan melakukan eksebisi ke negara itu yang dijadwalkan Maret mendatang.

“Jika keseluruhan ekspor lancar diprediksi bisa mendorong laju pertumbuhan ekspor di kisaran 3-4 persen. Selama ini pangsa pasar ekspor Jogja kebanyakan ke negara Eropa, Timur Tengah, dan Suriname,” tutupnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif