Banjir Sukoharjo masih mengancam. Hujan deras yang terus mengguyur setiap hari membuat tinggi air Sungai Bengawan Solo naik.
Solopos.com, SUKOHARJO — Ketinggian air Sungai Bengawan Solo yang semakin meningkat seiring adanya hujan lebih dari sembilan jam, Senin (9/2/2015), membuat kawasan dekat aliran sungai tersebut di dua kecamatan di Sukoharjo mulai banjir. Bahkan banjir telah menggenangi 10 unit rumah dan mengancam 60 unit rumah lainnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo, Suprapto, saat ditemui wartawan di kantornya, Selasa (10/2/2015), menginformasikan dua kawasan yang tergenang adalah Dukuh Kesongo, Desa Tegalmade, Mojolaban dan Dukuh Nusupan, Kadokan, Grogol, Sukoharjo.
Ketinggian genangan di Kesongo mencapai 40 cm-50 cm hingga masuk ke rumah warga. Sedikitnya 10 unit rumah di Kesongo tergenang dan menyebabkan penghuninya mengungsi ke rumah tetangga yang tidak terdampak. Pada saat itu genangan air mengancam menggenangi rumah milik 60 kepala keluarga (KK).
Ketinggian genangan di Kesongo mencapai 40 cm-50 cm hingga masuk ke rumah warga. Sedikitnya 10 unit rumah di Kesongo tergenang dan menyebabkan penghuninya mengungsi ke rumah tetangga yang tidak terdampak. Pada saat itu genangan air mengancam menggenangi rumah milik 60 kepala keluarga (KK).
Sedangkan di Dukuh Nusupan air menggenang di akses jalan dan hampir masuk ke rumah warga. Banjir yang meski masih kategori banjir ringan, kata Suprapto, menunjukkan potensi bencana banjir semakin tinggi.
Terlebih hujan hampir tiap hari terjadi. Berdasar informasi dari Badan Meteorologi Klematologi dan Geofisika (BMKG) Jateng, Sukoharjo berpotensi hujan hingga dua pekan ke depan. Dia mengimbau seluruh warga meningkatkan kewaspadaan.
Tinggi Bengawan Solo
Kasi Logistik dan Kedaruratan BPBD Sukoharjo, Margono, menambahkan tinggi muka air (TMA) Sungai Bengawan Solo sempat menyentuh batas ketinggian kategori siaga I pada Senin malam.
Hal itu menyebabkan early warning system (EWS) atau sistem peringatan dini bencana banjir di dekat Jembatan Bacem, Grogol, Sukoharjo menyala hijau. Ditanya ketinggian air kala itu, Margono mengaku lupa.
Menurut dia banjir ringan di Kesongo dan Nusupan bukan karena luapan Sungai Bengawan Solo. Banjir tersebut terjadi karena akumulasi air hujan di sungai-sungai kecil yang melintas di dukuh tersebut tidak dapat mengalir ke anak Sungai Bengawan Solo.
Hal itu karena aliran di anak sungai tersebut juga tidak dapat lagi bermuara ke Sungai Bengawan Solo, lantaran ketinggian air di bengawan lebih tinggi dari TMA di anak sungai. Akibatnya akumulasi air hujan di sungai-sungai kecil meluber ke perkampungan.
“Kami sudah mendirikan tiga pos pantau, yakni di Koramil Grogol, Kecamatan Grogol, di kantor Desa Laban, Mojolaban, dan pos induk di kantor BPBD Sukoharjo Kota. Personel tanggap bencana dari TNI, relawan, dan warga sekitar ditempatkan di pos tersebut. Mereka selalu memantau perkembangan kondisi wilayah, terutama di kawasan rawan banjir,” ucap dia.