Lifestyle
Senin, 9 Februari 2015 - 18:40 WIB

SUNAT PEREMPUAN : Ini Bahaya yang Mungkin Terjadi

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (csr.com)

Sunat perempuan ternyata memiliki sejumlah konsekuensi berbahaya.

Harianjogja.com, JOGJA-United Nations Population Fund (UNFPA), The United Nations Children’s Fund (UNICEF), Konfederasi Internasional Bidan dan Federasi Internasional Ginekologi dan Obstetri saat peringatan Hari Internasional pada Jumat (6/2/2015) sepakat tidak akan memberikan toleransi bagi mutilasi alat kelamin perempuan. Melalui pernyataan tersebut seluruh tenaga medis di dunia diajak untuk terlibat dalam upaya menghentikan praktik sunat perempuan.

Advertisement

Laporan UNICEF pada 2013 lalu menyebutkan ada sekitar 3 juta anak perempuan yang mengalami praktik sunat setiap tahun. Bermacam konsekuensi berbahaya dari praktik ini pun dipahami bahkan disaksikan sendiri oleh tenaga medis mulai dari pendarahan, infeksi luka, kematian hingga beban psikologis seperti trauma yang bahkan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, dukungan dari tenaga medis menjadi sangat penting.

Pakar Gender sekaligus Peneliti Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada (PSKK UGM), Basilica Dyah Putranti menjelaskan tradisi ini bermula dari sunat laki-laki yang dalam pengetahuan medis merupakan operasi minor dan dipercaya bermanfaat bagi kesehatan. Misalnya, untuk menghindari munculnya berbagai penyakit seperti fimosis, parafimosis, dan kanker.

Kepercayaan medis tentang manfaat sunat berkembang tidak hanya pada umat Islam saja, tetapi juga umat agama lain. Terlebih, sudah ada prosedur, peralatan, dan pengobatan medis modern yang mampu mengurangi rasa sakit serta risiko komplikasi serius.

Advertisement

“Sunat perempuan seperti terbawa. Proses medikalisasi dalam praktik sunat laki-laki dianggap berpengaruh positif. Alasan medisnya cukup kuat, yaitu untuk kebersihan dan mencegah penyakit kelamin. Tidak demikian halnya dalam kasus sunat perempuan. Namun, karena dikaitkan dengan tradisi dan agama, sunat perempuan seolah-olah juga penting untuk dilakukan,” jelas Basilica, seperti dikutip dari rilis yang Harianjogja.com terima akhir pekan
lalu

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif