Jogja
Minggu, 8 Februari 2015 - 09:20 WIB

JJLS GUNUNGKIDUL : Warga Kumpulkan Tanda Tangan Tuntut Penebangan Pohon

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga mengumpulkan tanda tangan agar pohon besar di tepi jalan ikut ditebang untuk JJLS. (JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

JJLS Gunungkidul, warga mengumpulkan tanda tangan untuk meminta penebangan pohon.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Warga Desa Girisekar, Kecamatan Panggang yang dilalui Jalur Jalan Lingkar Selatan (JJLS) mengumpulkan tanda tangan berisi tuntutan untuk menebang pohon besar di dekat ruas jalan tepatnya di Dusun Sawah.

Advertisement

Suwarno mengatakan, warga menginginkan pohon besar yang berada di tepi jalan juga turut ditebang untuk JJLS. Menurutnya, jika tidak ditebang, warga merasa pohon lebih diutamakan dibandingkan rumah warga.

“Pohon itu usianya belum ada ratusan tahun. Selain itu, sering terjadi kecelakaan di sekitar pohon itu karena terpeleset buahnya,” ungkap dia kepada Harianjogja.com ketika ditemui di Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, Jumat (6/2/2015).

Ia berharap, permohonan warga tersebut bisa didengarkan oleh pemerintah. Menurutnya, pada awal rencana pembangunan JJLS, pohon tersebut ikut ditebang. Namun, pada sosialisasi selanjutnya, pohon tersebut akan dipertahankan.

Advertisement

“Pohon itu letaknya di tikungan dan membahayakan. Selain itu, demi satu pohon itu, JJLS harus bergeser banyak. Kalau rumah warga, kenapa tidak diperlakukan seperti pohon itu,” ujar dia.

Ia mengaku, sudah menananyakan kepada petugas ukur terhadap kebijakan tersebut. Menurutnya, petugas ukur juga mengalami kesulitan dengan adanya pohon tersebut. Namun, kebijakan tersebut menjadi wewenang atasan mereka.

“Katanya, aspirasi kami akan disampaikan kepada atasan,” ujar dia.

Advertisement

Suwarno menambahkan, di dekat ruas jalan di Dusun Sawah terdapat seolah dasar dan taman kanak-kanak. Pusat pendidikan tersebut pun ikut terkena JJLS. Akibatnya, ruang untuk bermain anak-anak semakin berkurang.

“Jika pohon tersebut ditebang, ruang bermain anak setidaknya akan lebih lebar. Kalau tidak, mereka akan bermain di mana?” ungkap dia.

Salah satu tokoh masyarakat di Desa Girisekar Tubiyo mengungkapkan, pohon bisa ditanam kembali. Namun, ia merasa, pemerintah tidak pernah memperhatikan perasaan warga. “Kami ingin agar pohon tersebut ditebang. Kalau tidak, kami tidak akan setuju pembangunan JJLS tersebut,” ucap dia.

Aspirasi serupa, sudah sempat dilontarkan pada sosialisasi di Balaidesa Girisekar beberapa waktu lalu. Saat itu, seluruh warga yang hadir sepakat pohon tersebut harus ditebang. Pihak dari Dinas PUP-ESDM pun berjanji akan mengkomunikasikan keinginan masyarakat tersebut.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif