SOLOPOS.COM - Bangkai pesawat Transasia GE235 yang jatuh ke sungai Keelung di Taipei, Taiwan, diangkat ke permukaan, Rabu (4/2/2015). (JIBI/Solopos/Reuters/Pichi Chuang)
Kecelakaan pesawat Transasia di Taiwan menyebabkan 31 orang tewas, termasuk pilot dan kopilot.
Solopos.com, TAIPEI – Jumlah korban tewas dalam tragedi pesawat Transasia Airways yang jatuh ke sungai Keelung di Taipei, Taiwan, mencapai 31 orang. Angka tersebut mungkin bertambah karena 12 penumpang belum ditemukan.
Pesawat Transasia GE235 yang membawa 58 penumpang dan awak itu jatuh tak lama setelah lepas landas dari bandara Taipei, Rabu (4/2/2015).
Otoritas Penerbangan Sipil Taiwan yang dikutip dari Reuters, Kamis (5/2/2015), menyatakan 15 orang selamat. Di antara korban tewas yang telah ditemukan, 16 orang di antaranya merupakan wisatawan asal Tiongkok.
Jasad pilot Liao Chien-tsung dan kopilot Liu Tzu-chung, bersama jasad teknisi pesawat Hung Ping-chung berhasil dievakuasi pada Kamis dini hari, sekitar pukul 00.26 waktu setempat.
Insiden itu berawal ketika pesawat baling-baling ATR-72 bertolak dari Bandara Songshan, Taipei, ke Pulau Kinmen di lepas pantai Kota Xiamen, Tiongkok.
Tayangan video amatir memperlihatkan pesawat terbang menukik melintasi jembatan sesaat setelah lepas landas dari Bandara Songshan, Taipei.
Komunikasi terakhir antara pilot dan menara kendali ialah, “Mayday, mayday, engine flame out“. Isi pembicaraan itu, menurut BBC, tidak langsung diverifikasi oleh pemerintah Taiwan.
Direktur TransAsia, Peter Chen, mengaku penyebab insiden belum diketahui. “Sebenarnya pesawat itu adalah model terbaru dan belum pernah dipakai selama setahun,” kata Chen.
Untuk mengetahui penyebab insiden, aparat Taiwan menganalisis data kotak hitam yang telah diambil dari reruntuhan pesawat.