News
Senin, 2 Februari 2015 - 04:45 WIB

KESEMPATAN KERJA : Teknisi Perawatan Pesawat Terbang Minim, Lowongan Kerja Terbuka Lebar

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Executive Vice President (EVP) Human Capital and Corporate Affairs GMF, Harkandri M Dahler (tengah), secara simbolis menyerahkan segaram kepada siswa Program Pelatihan Perawatan Struktur Badan Pesawat di Solo Techno Park (STP), Senin (10/12/2012). (JIBI/Solopos/Dok.)

Kesempatan kerja menjadi teknisi perawatan pesawat terbang terbuka lebar. Sayangnya lowongan pekerjaan itu tak terbuka bagi lulusan sembarang sekolah teknik.

Solopos.com, SOLO — Bisnis perawatan pesawat membuka kekurangan tenaga kerja karena minimnya sumber daya manusia yang memenuhi kualifikasi teknisi perawatan pesawat. Kesempatan kerja itu semakin terbuka karena sering terjadi pembajakan tenaga kerja di sektor itu.

Advertisement

Corporate Communication PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFAA), Siska Tobing, beberapa waktu lalu, mengungkapkan saat ini ada sekitar 3.056 pegawai di anak usaha Garuda Indonesia tersebut. Namun diakuinya jumlah tenaga kerja itu masih kurang sehingga kesempatan kerja masih terbuka lebar.

Kesempatan kerja, imbuhnya, lebih terbuka lebar karena GMFAA pada tahun 2015 ini membuka Hanggar IV yang memiliki 16 line. Sebanyak 15 line di hanggar itu untuk perawatan pesawat narrow body dan satu line untuk body painting pesawat.

“Meski sudah mencapai lebih dari 3.000 karyawan yang bekerja di GMFAA tapi jumlah tersebut masih kurang. Apalagi kalau hanggar keempat yang merupakan harga terbesar di dunia itu mulai dioperasikan, tentu semakin banyak karyawan yang dibutuhkan,” ungkap Siska beberapa waktu lalu.

Advertisement

Penambahan tenaga kerja atau teknisi akan lebih besar karena jumlah line di hanggar keempat itu paling banyak. Oleh karena itu, dia menyampaikan saat ini pihaknya bekerja sama dengan beberapa lembaga pendidikan pencetak teknisi pesawat.

Wajib Berlisensi
Dia menyampaikan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu modal penting dalam mendirikan perusahaan maintenance repair overhaul (MRO). Karyawan yang bekerja juga diwajibkan memiliki lisensi sesuai dengan bidang masing-masing.

Saat ini, imbuhnya, GMFAA telah memiliki tempat pelatihan yang sudah diakui secara internasional. GMFAA diklaimnya tidak bisa sembarang mencomot karyawan mengingat regulasi di sektor bisnis itu sangat ketat.

Advertisement

Oleh karena itu, simpulnya, segala sesuatu yang dilakukan GMFAA harus dilakukan sesuai dengan aturan. Siska menjelaskan perawatan tersebut memiliki periode tertentu dan harus dipatuhi untuk keselamatan penerbangan meskipun maskapai tersebut tidak memiliki keluhan.

Pengamat Keselamatan Penerbangan, Prijono, mengatakan cukup sulit merekrut tenaga kerja teknis perawatan pesawat karena adanya keterbatasan akses dan bahasa. Hal ini mengingat istilah yang digunakan saat bekerja menggunakan bahasa Inggris. Biasanya tidak lebih dari 30% dari total perekrutan karyawan yang lolos.

Dia menyampaikan bisnis transportasi udara ini memiliki peluang perkembangan yang besar. Oleh karena itu, semakin besar pula karyawan yang dibutuhkan. Apalagi karyawan yang bekerja di bisnis ini hanya bisa memiliki maksimal tiga lisensi atau keahlian.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif