News
Senin, 2 Februari 2015 - 06:50 WIB

KARTU PETANI : Gubernur Ganjar Minta Uji Coba Maret 2015

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gunernur Jateng Ganjar Pranowo (JIBI/Solopos/dok)

Kartu petani yang dijanjikan Gubernur Ganjar Pranowo saat Pilkada Jateng lalu dinyatakan siap diujicobakan.

Solopos.com, SEMARANG Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menargetkan uji coba kartu petani yang bisa berfungsi sebagai kartu automatic teller machine (ATM) bisa dilaksanakan bulan Maret 2015. ”Saya harapkan bulan depan [Maret 2015] sudah bisa dilakukan uji coba kartu petani itu,” katanya di Semarang, akhir pekan lalu.

Advertisement

Pengadaan kartu petani yang bisa berfungsi sebagai kartu ATM itu dilakukan Pemerintah Provinsi Jateng bekerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI). Ganjar lebih lanjut menyatakan, pihaknya sudah melihat bentuk kartu petani yang dirancang BRI.

Bentuk fisik kartu petani itu, menurut Gubernur Ganjar sudah bagus, demikian pula dengan sistemnya. ”Pihak BRI masih belum yakin tentang data jumlah petani penerima kartu petani. Nanti saya akan meyakinkan data jumlah petani di Jateng,” tandas Gubernur.

Kartu petani merupakan salah satu janji kampanye Ganjar Pranowo pada Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) Jateng 2013 silam, di samping kartu nelayan. Kartu petani yang dirancang untuk menjamin ketersediaan dan distribusi pupuk bersubsidi itu diharapkannya benar-benar diterima petani yang berhak, sedang kartu nelayan untuk menjamin ketersediaan dan distribusi bahan bakar minyak (BBM) solar bersubsidi juga diharapkannya benar-benar diterima nelayan yang berhak.

Advertisement

Tinggal Isi Formulir
Kepala Divisi Bisnis, Program dan Kemitraan BRI Pusat, Teten Djaka Triana sebelumnya menyatakan telah mendemonstrasikan sistem kartu tani kepada Gubernur Ganjar Pranowo. Kartu tani tersebut, sambung dia, bentuk dan fungsinya seperti kartu ATM. Untuk mendapatkan kartu itu setiap petani harus mengisi formulir seperti pembukaan tabungan.

Hanya saja, imbuh Teten, petani nantinya tidak perlu melakukan setoran awal seperti saat membuka rekening tabungan tetapi mengisi data petani, luas lahan, jenis tanaman, jenis, dan kebutuhan pupuk. ”Petani yang memegang kartu itulah yang nantinya dilayani pembelian pupuk bersubsidi. Banyaknya pembelian juga ditentukan luasan lahan, sehingga meminimalisasi penimbunan atau penyalahgunaan pupuk bersubsidi,” papar dia.

Dengan transaksi yang tercatat,  lanjut dia, pemerintah bisa memantau distribusi dan konsumsi pupuk bersubsidi secara lebih detail. “Kami akan melakukan uji coba kartu petani untuk sebagian petani di Batang pada bulan depan,” imbuh dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif