Sport
Minggu, 1 Februari 2015 - 20:40 WIB

PIALA ASIA 2015 : Cemerlang di Australia, Maukah Massimo Luongo Melirik Indonesia?

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pemain Australia Massimo Luongo (tengah) merayakan gol bersama rekan setimnnya Tim Cahill seusai menjebol gawang Kuwait di laga Asian Cup Grup A. JIBI/Reuters/Brandon Malone

Piala Asia 2015 menampilkan bintang baru, Massimo Luongo. Pemain yang mempunyai darah Indonesia itu terpilih sebagai pemain terbaik.

Solopos.com, SYDNEY — Australia keluar sebagai juara Piala Asia 2015. Sorotan tidak hanya berhenti pada Socceroos, julukan Tim Nasional Australia, saja, tetapi juga untuk Massimo Luongo. Di Indonesia, nama Luongo sangat populer dan menyaingi mantan bintang Everton, Tim Cahill, itu dalam event sepak bola tertinggi Asia ini.

Advertisement

Heraldsun.com.au mencatat, setelah Tim Cahill, hanya Mat Ryan sebagai pemain timnas Australia yang memiliki follower melebihi Massimo Luongo. Tim Cahill punya 727.000-an follower, sedangkan Mat Ryan punya 46.100-an follower. Luongo menguntit dengan 43.600-an follower.

Still can’t get over it!!! Thanks for all the support!!! Australia you have been amazing!!!!” kicau Luongo di akunnya, @massluongo, Minggu (1/2/2015) sore.

Advertisement

Still can’t get over it!!! Thanks for all the support!!! Australia you have been amazing!!!!” kicau Luongo di akunnya, @massluongo, Minggu (1/2/2015) sore.

Mayoritas follower Luongo berasal dari Indonesia. Bukan hal aneh mengingat nenek moyang Luongo dari garis ibunya berasal dari Indonesia. Ibunya, Ira, keturunan Indonesia, dan ayahnya, Mario, seorang imigran asal Italia di Australia.

Pemuda 22 tahun itu menasbihkan diri menjadi pemain terbaik di Piala Asia 2015. Pemain yang kini membela klub League One Inggris, Swindown Town, itu mempunyai hubungan darah dengan Sultan AA Siradjudin dari kerajaan Bima dan Dompu, Pulau Sumbawa.

Advertisement

Luongo turut berjasa membawa Australia menjuarai Piala Asia 2015. Dia turut menyumbangkan satu gol di partai final melawan Korea Selatan. Di Piala Asia, gelandang bernomor punggung 21 itu telah menyumbang dua gol dan empat assist bagi tim polesan Ange Postecoglou.

Luongo pun tampak bangga bahwa dia keturunan sultan, yaitu AA Siradjuddin yang merupakan Sultan Bima dan Dompu, sebuah kesultanan di Sumbawa. Sedangkan kakeknya pernah menjadi Konsul Jenderal pertama Indonesia di Turki dan hakim pengadilan tinggi Jakarta.

Karier Luongo di level klub memang tidak mentereng. Meski sempat dikontrak Tottenham, Luongo dipinjamkan beberapa kali ke Swindon Town yang akhirnya menjadi tempat berkariernya saat ini. Dia juga sempat menjalani latihan bersama Ascoli, klub tempat kelahiran ayahnya.

Advertisement

Di level timnas, Luongo sebenarnya bisa membela Italia karena dia punya kewarganegaraan Italia. Namun dia tak dilirik oleh Timnas U-20 Italia untuk Piala Dunia U-20 pada 2011. Peruntungannya datang dari timnas Australia yang akhirnya membawanya ke putaran final Piala Asia 2015. Namun, perjalanannya membela Australia juga tidak mudah.

Luongo sempat membela timnas U-20 Australia sebelum dipanggil pelatih Ange Posctecoglou, ke dalam skuat Socceroos di Piala Dunia 2014. Di Brazil, Luongo sama sekali tidak dimainkan dan hanya bisa menonton Australia tersingkir di babak penyisihan grup.

Luongo akhirnya melakoni laga debut pada Maret 2014 saat Australia kalah 3-4 dari Ekuador dalam laga persahabatan. Saat ini pemain yang berposisi di gelandang tengah itu telah memiliki 11 caps bersama Australia.

Advertisement

Dengan darah Indonesia yang dimilikinya, Massimo Luongo bisa saja berganti kewarganegaraan untuk membela timnas Indonesia. Namun, kabarnya sejauh ini Indonesia tidak pernah melakukan pendekatan. Karena karier Luongo di Australia cemerlang, mungkin selamanya dia akan membela tim Kanguru. Namun seandainya tidak, mungkin saja dia mengikuti jejak Sergio van Dijk atau Irfan Bachdim, pulang ke negara leluhurnya, Indonesia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif