SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Bisnis)
Pemkab Gunungkidul, perangkat desa belum dapat gaji lantaran APBDes macet.
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Honor perangkat desa di Gunungkidul hingga saat ini masih banyak yang belum bisa dicairkan. Harusnya, gaji tetap itu diberikan tanggal 15 di setiap bulan, namun dikarenakan masalah penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Desa, berdampak terhadap gaji di Januari belum bisa cair.
Keluhan terkait keterlambatan penghasilan tetap perangkat desa, salah satunya disuarakan Kepala Desa
Watusigar, Kecamatan Ngawen Pardi. Menurut dia, hingga akhir bulan ini belum ada tanda-tanda gaji akan
dicairkan.
“Biasanya gaji tersebut diberikan tiap tanggal 15. Namun, hingga saat ini anggaran untuk pembayaran dari
kabupaten juga belum turun,” kata Pardi, Jumat (30/1/2015).
Dia mengaku tak bisa berberbuat banyak, sebab keterlambatan pencairan erat kaitannya dengan penyusunan APBDes 2015. Pasalnya, penyusunan tersebut menjadi pedoman untuk pencairan anggaran desa.
“Tidak hanya gaji, program yang telah disusun juga belum bisa dilaksanakan,” katanya lagi.
Pardi menjelaskan besaran honor tetap yang diberikan disesuaikan dengan jabatan masing-masing perangkat desa. untuk posisi kepala desa mendapatkan pehasilan Rp1,7 juta, sedang untuk staf mendapatkan kisaran gaji Rp1,1 juta.
“Mudah-mudahan di awal Februari sudah bisa cair. Sebab, uang tersebut akan kami digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari,” ungkap dia.
Hal senada juga diungkapkan Kepala Desa Banyusoco, Playen Sutiyono. Menurut dia, akibat keterlambatan
tersebut, maka dia bersama perangkat desa lain harus pontang panting menutupi kebutuhan untuk hidup.
“Hampir semua perangkat desa, mulai dari kepala desa hingga staff belum menerima honor penghasilan tetap,” kata Sutiyono saat dihubungi, kemarin.