News
Minggu, 1 Februari 2015 - 13:00 WIB

MUSIM DURIAN : UNS Ingin Ubah Durian Gunung Pati dari Hambar Jadi Enak

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNS, Darsono (kiri), menyerahkan bantuan bibit durian unggul jenis otong kepada salah satu petani di kawasan Gunung Pati, Kota Semarang, Sri Moerwati, beberapa waktu yang lalu. Daerah tersebut rencananya dijadikan kebun plasma nutfah durian binaan UNS. (Istimewa)

Musim durian sering diwarnai durian Gunung Pati yang dikenal agak hambar. Peneliti dari UNS ingin memperbaiki karakter itu.

Solopos.com, SOLO — Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo membantu mengembangkan potensi durian lokal yang ada di kawasan Gunung Pati, Kota Semarang. Diharapkan produktivitas durian dikawasan tersebut bisa meningkat dan memiliki rasa yang enak.

Advertisement

Peneliti durian dari UNS, Endang Yuniastuti, mengatakan kawasan Gunung Pati, Semarang, dipilih karena daerah tersebut dikenal sebagai penghasil durian. Namun, durian yang dihasilkan memiliki aroma yang kurang dan rasanya hambar.

Oleh sebab itu, pihaknya menggandeng salah satu petani di Gunung Pati, Sri Moerwati, untuk memuliakan buah durian. Nantinya, lahan seluas 2 Ha yang ada di Kuripan, Wonolopo, Wijen, Kota Semarang, milik Sri Moerwati dijadikan kebun plasma nutfah durian.

“Kami ingin mendorong agar buah durian yang ada di Gunung Pati ini rasanya enak dan menarik, sebab selama ini aromanya kurang dan hambar,” ujarnya kepada wartawan akhir pekan lalu di Solo.

Advertisement

Sebagai bentuk komitmennya, Endang kemudian memberikan puluhan bibit durian besertifikat kepada Sri Moerwati. Bibit durian tersebut di antaranya berjenis petruk, matahari dan otong. “Durian jenis otong ini adalah durian asli Indonesia dan kami siapkan sebagai embrio durian semar,” imbuhnya.

Sebelumnya, dosen Fakultas Pertanian ini juga sudah pernah melakukan penelitian tentang pengembangan durian jenis sukun. Durian ini memiliki ciri biji yang kempes dan daging yang tebal. Selain itu, rasanya juga manis.

Sementara, pemilik lahan, Sri Moerwati, mengaku sudah memiliki seratusan pohon durian dengan berbagai jenis, seperti kumbikarno, petruk, gareng, kobong dan montong. “Kami berharap perhatian dari UNS bisa membangkitkan budidaya buah durian di tempat ini,” katanya.

Advertisement

Dia juga ingin agar kawasan setempat menjadi semakin strategis untuk dijadikan agro wisata. Selain durian, lahan seluas 2 Ha miliknya juga ditanami bermacam buah-buahan seperti rambutan, matoa, alpukat dan buah mentega.

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNS, Darsono, mengaku siap menerjunkan peneliti dari berbagai disiplin ilmu untuk mengangkat sentra durian unggul di kawasan setempat. Nantinya, tim peneliti bakal melakukan pemuliaan tanaman dan menata kebun. “Kami ingin menjadikan kebun ini menjadi plasma nutfah, sehingga lima sampai sepuluh tahun ke depan daerah ini bisa menjadi berbeda karena inovasi,” katanya.

Advertisement
Kata Kunci : Musim Durian
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif