News
Minggu, 1 Februari 2015 - 14:30 WIB

KPK VS POLRI : Yayasan Putri Indonesia Bantah Anggotanya Terlibat Demo di KPK

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi menyusun poster bertuliskan "Save KPK" di Gedung KPK Jakarta, Jumat (23/1/2015). Mereka menuntut Mabes Polri membebaskan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto yang ditangkap Bareskrim Mabes Polri. (JIBI/Solopos/Antara/Hafidz Mubarak A.)

KPK vs Polri yang menguat sepekan terakhir membuat Gedung KPK ramai aksi pengunjuk rasa. Namun salah satu aksi justru berbuntut masalah.

Solopos.com, JAKARTA — Yayasan Puteri Indonesia sebagai lembaga yang menaungi Puteri Indonesia merasa keberatan dan dirugikan atas pemberitaan yang tidak benar di media online nasional tentang keterlibatan kontestan Puteri Indonesia dalam aksi di KPK.

Advertisement

“Yayasan Puteri Indonesia secara lembaga maupun Puteri Indonesia secara pribadi tidak ada yang terlibat dalam aksi tersebut,” kata Ketua Dewan Pembina Yayasan Puteri Indonesia, Putri K. Wardani, Minggu (1/2/2014).

Pihaknya akan melakukan tindakan tegas dan secara hukum kepada siapapun yang telah melakukan pencemaran nama baik terhadap kami. “Kami jelaskan sekali lagi bahwa, isi mapun foto pemberitaan diatas tidak benar adanya kontestan Puteri Indonesia,” tegasnya.

Advertisement

Pihaknya akan melakukan tindakan tegas dan secara hukum kepada siapapun yang telah melakukan pencemaran nama baik terhadap kami. “Kami jelaskan sekali lagi bahwa, isi mapun foto pemberitaan diatas tidak benar adanya kontestan Puteri Indonesia,” tegasnya.

Yayasan juga heran bagaimana bisa oknum-oknum tersebut menuliskan isi berita dan caption foto mengatasnamakan kontestan Puteri Indonesia. “Jelas ini benar benar mencari keuntungan untuk kepentingan kelompok tertentu dengan mencemarkan nama baik kami,” katanya.

Sebelumnya, Yayasan Puteri Indonesia sudah menuliskan surat ke beberapa pihak media online untuk memberikan penjelasan dan klarifikasi. Jika belum ada tanggapan dalam waku 1 x 24 jam, mereka akan mengambil langkah lebih lanjut.

Advertisement

Sebuah media online pada Jumat (30/1/2015) merilis pemberitaan tentang Lembaga Swadaya Masyarakat Bersama (Mabes) Antikorupsi membawa sejumlah kontestan Puteri Indonesia dalam aksinya di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Presidium Mabes Antikorupsi, Rahman Latuconsiana, mengatakan, pimpinan KPK adalah penerima gratifikasi berupa perempuan. “KPK bukan lembaga superbody, kami mendesak Abraham Samad (AS) untuk mundur karena terjerat permasalahan etika, norma moral, dan hukum,” kata Rahman di Gedung KPK, Jakarta.

Menurutnya, wacana imunitas hukum bagi pimpinan KPK akan menyebabkan lembaga antirasuah ini menjadi lembaga superior. “Abraham Samad bukan Tuhan dan bukan sosok yang kebal hukum,” tuturnya.

Advertisement

Dari pantauan di lokasi, media online tersebut menyebut bahwa 10 perempuan yang menyatakan diri kontestan ajang Puteri Indonesia datang ke Gedung KPK. Mereka membawa sejumlah tisu yang diklaim sebagai barang bukti gratifikasi berupa perempuan yang dibawa dengan kantong plastik berwarna putih.

Aksi di Gedung KPK memang marak sejak perseteruan KPK vs Polri lebih dari sepekan terakhir. Di lain pihak, sejumlah model yang tergabung dalam Aliansi Save Indonesia membawa foto Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad ketika berunjuk rasa di depan Gedung KPK, Jakarta, Jumat (30/1/2015).

Menyusul menguatnya perseteruan KPK vs Polri, mereka meminta KPK dan Polri untuk saling bekerja sama dan bersatu dalam memberantas tindak pidana korupsi di Indonesia. Seruan itu mereka sampaikan seiring menajamnya perseteruan KPK vs Polri.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif