Jatim
Minggu, 1 Februari 2015 - 05:00 WIB

DUGAAN MALAPRAKTIK : Astaga, Bayi Empat Bulan Ini Sudah Buta Permanen, Kenapa?

Redaksi Solopos.com  /  Aries Susanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bayi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Dugaan malapraktik menyasar dunia kesehatan di RSUD Sidoarjo. Apa penyebabnya?

Madiunpos.com, SIDOARJO –Seorang bayi empat bulan mengalami kebutaan secara permanen. Orang tua bayi menganggap apa yang terjadi pada anaknya disebabkan oleh malpraktik dokter saat menangani proses kelahiran.

Advertisement

Bayi tersebut adalah Raja Bantolomeny. Proses persalinan Raja ditangani oleh dokter di RSUD Sidoarjo. Raja adalah anak ke-3 dari Ariawan, 40, dan Dwi Novita, 39, warga Perumahan Citra Garden Blok D.2 nomor 29 Buduran Sidoarjo.

“Apa yang terjadi pada anak saya baru saya ketahui saat saya pulang kampung ke Jepara. Di sana, anak saya mengalami flu karena perjalanan jauh,” ujar Dwi kepada wartawan di rumahnya, Jumat (30/1/2015).

Dwi kemudian membawa Raja ke dokter sekalian untuk memeiksakan mata Raja yang berwarna kuning. Dwi kemudian terkejut saat diberitahu jika mata Raja sudah memasuki stadium 5 pada kornea matanya. Dan syaraf mata dalam kelopak tidak bereaksi lagi sehingga Raja mengalami kebutaan.

Advertisement

“Saya menduga yang menyebabkan kebutaan anak saya ini karena malpraktik yang dilakukan oleh tim medis rumah sakit umum Sidoarjo terhadap proses persalinan saat itu,” terang Dwi.

Sementara pihak RSUD Sidoarjo membantah adanya malpraktik yang dilakukan tim dokter dan perawat yang menangani persalinan Dwi.

“Persalinannya pada 25 September 2014. Dari hasil rekam medis pihak rumah sakit, kebutaan yang dialami Raja disebabkan karena faktor kesehatan ibunya,” ujar Direktur RSUD Sidoarjo dr Atok Irawan
Atok mengatakan, Dwi atau sang ibu memiliki tinggi badan 158 cm dan berat badan 100 kg saat melakukan proses persalinan. Tekanan darah Dwi pun tinggi mencapai 200. Karena adanya tekanan darah tinggi itu, dokter memutuskan akan mengoperasi caesar Dwi.

Advertisement

Operasi caesar berhasil dilakukan. Bayi keluar dalam keadaan prematur dengan berat badan 1,4 kg. Si bayi juga mengalami penyakit kuning, terutama di bagian mata. Pada 3 Oktober, Dwi pulang ke rumah.

Namun bayi Dwi masih berada di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan mengingat berat badannya di bawah 2 kg. Meski sudah dirawat selama hampir sebulan, kondisi Raja tidak bertambah baik. Berat badannya justru turun menjadi 1,3 kg. Pada 23 Oktober 2014, Raja dibawa pulang oleh ibunya.

“Jangan mengatakan itu malpraktik. Datang ke sini saja, nanti akan dijelaskan dan ditunjukkan rekam medisnya. Tetapi bila tetap akan menuntut, kami siap menghadapi,” tandas Atok.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif