News
Minggu, 1 Februari 2015 - 19:30 WIB

BANJIR SOLORAYA : Ketinggian Air Waduk Gajah Mungkur Mendekati Siaga

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pintu air Waduk Gajah Mungkur dibuka (dok)

Banjir Soloraya mengancam jika ketinggian muka air Waduk Gajah Mungkur (WGM) melebihi batas.

Solopos.com, WONOGIRI — Status ketinggian air Waduk Gajah Mungkur (WGM) mendekati batas siaga yakni 135,30 meter di atas permukaan laut (mdpl). Saat ini ketinggian air WGM mencapai 135,13 mdpl.

Advertisement

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Minggu (1/2/2015) menyebutkan hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Wonogiri selama dua hari terakhir. Akibatnya, ketinggian air WGM bertambah secara terus menerus. Sebelumnya ketinggian air WGM mencapai 135,3 mdpl pada Sabtu (31/1/2015).

Apabila ketinggian air semakin bertambah hingga melewati batas siaga yakni 135,30 mdpl maka pintu saluran pelepasan atau spillway akan dibuka. Namun pembukaan spillway juga tergantung kondisi ketinggian air di empat stasiun pemantau yakni Tirtomoyo, Jatisrono, Pracimantoro, dan Baturetno.

Kepala Divisi (Kadiv) Jasa Air dan Sumber Air (ASA) Perum Jasa Tirta I Wilayah Bengawan Solo, Winarno Susiladi, mengatakan kendati mendekati batas siaga namun kondisi ketinggian air WGM masih normal. Dia akan memantau kondisi ketinggian air secara berkala. “Belum ada penerapan status siaga walaupun ketinggian air WGM bertambah,” katanya saat dihubungi Solopos.com, Minggu.

Advertisement

Menurut dia, penerapan status siaga tergantung kondisi ketinggian air di hilir. Apabila ketinggian air di hilir bertambah secara signifikan maka pintu spillway akan dibuka. Pintu spillway dibuka guna mengantisipi kerusakan bangunan waduk akibat semakin bertambahnya ketinggian air.

Biasanya, pintu spillway dibuka secara bertahap tergantung kondisi ketinggian air WGM. Apabila pintu spillway dibuka total maka dapat mengurangi persediaan cadangan air waduk selama musim kemarau. “Tergantung kondisi ketinggian air di hilir, apabila terus bertambah maka pintu spillway akan dibuka. Itu pun dilakukan bertahap tidak langsung total dibuka,” papar Winarno.

Para petugas di empat stasiun pemantau akan bekerja ekstra keras memantau kondisi ketinggia air saat terjadi hujan lebat. Mereka akan melaporkan data ketinggian air setiap dua-tiga jam.

Advertisement

Lebih jauh, Winarno menjelaskan dua generator mesin turbin Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di WGM tetap dioperasionalkan saat ketinggian air waduk melewati ambang batas. Kedua mesin turbin itu mampu menghasilkan pasokan listrik sebesar 12,4 megawatt (MW) dengan debit air sekitar 60 m3/detik. “Sekarang dua mesin turbin PLTA masih beroperasi sejak pertengahan Januari lalu,” papar dia.

Di sisi lain, seorang warga Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, Suprapto, 43, mengatakan penanaman bibit pohon terutama di kawasan sabuk hijau atau greenbelt WGM perlu digalakkan. Hal ini dilakukan untuk menahan laju sedimentasi di sekitar waduk.

Tentu saja, penanaman bibit pohon harus dilakukan para elemen masyarakat yang berdomisili di sekitar WGM. “Ekosistem waduk perlu dijaga dengan penananam bibit pohon. Kan banyak juga para petani ikan karamba apung dan nelayan ikan yang mencari rezeki di waduk,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif