Jogja
Sabtu, 31 Januari 2015 - 12:20 WIB

KISAH INSPIRATIF : Setitik Kebaikan dari Ajun Inspektur Polisi Satu Gatot Iswoyo

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gatot Iswoyo di Mapolsekta Mantrijeron, Jumat (30/1/2015). (JIBI/Harian Jogj/Ujang Hasanudin)

Kisah inspiratif datang dari petugas kepolisian di Mantrijeron, Jogja. Hidup susah yang pernah dialami membuatnya menjadi polisi yang selalu ramah, tegas tetapi juga dermawan.

Harianjogja.com, JOGJA-Polri tak henti-hentinya menjadi sorotan publik. Bukan karena prestasi, melainkan kasus rekening gendut calon Kapolri, Komjen Pol. Budi Gunawan. Di tengah sorotan negatif, masih ada polisi yang baik dan dirindukan masyarakat. Salahsatunya adalah Gatot Iswoyo.

Advertisement

Gatot Iswoyo, pria kelahiran Blitar, Jawa Timur 5 Oktober 1963 itu menjadi buah bibir bagi sebagian warga di Kecamatan Mantrijeron. Gatot dikenal warga sebagai polisi yang baik hati, senang membantu. Terkadang Gatot suka memberikan makanan untuk tukang becak, atau kepada warga yang terlihat kesusahan.

“Ketemu di jalan atau di mana pun kadang bapak polisi itu sering menegur, orangnya ramah. Beda sama
polisi-polisi lainnya,” ungkap Asih, salah satu warga yang tinggal di Kampung Dukuh, Kelurahan Gedong Kiwo, Kecamatan Mantrijeron, Kota Jogja, Kamis (29/1/2015).

Advertisement

“Ketemu di jalan atau di mana pun kadang bapak polisi itu sering menegur, orangnya ramah. Beda sama
polisi-polisi lainnya,” ungkap Asih, salah satu warga yang tinggal di Kampung Dukuh, Kelurahan Gedong Kiwo, Kecamatan Mantrijeron, Kota Jogja, Kamis (29/1/2015).

Menurut Asih, Gatot tidak pernah menunjukan sikap seorang polisi yang kaku. Ia menyapa semua orang bahkan anak kecil sekali pun.

Gatot juga dikenal tegas dalam melindungi warga. Hal itu dibuktikan dari pengakuan salah satu tukang parkir di depan Bank BRI Pugeran, Gedong Kiwo, Slamet. Suatu ketika, Slamet mengakui pernah dimintai rokok oleh seorang anggota polisi yang masih muda. Namun tiba-tiba, Gatot Ismoyo memanggil polisi muda tadi dan memarahinya.

Advertisement

Gatot baru bertugas di Polsekta Mantrijeron dua tahun. Baginya, di mana pun tinggal harus mau berbaur dengan masyarakat. Dia mengaku sejak kecil diajarkan untuk baik dengan siapapun termasuk dengan masyarakat, serta membantu orang yang sedang kesusahan.

Terkadang ia sisihkan gajinya untuk memberi makan orang yang kesusahan. Jika ada acara-acara di polsek dan makanan berlimpah, ia kadang memberikan makanan kepada pedagang di pasar, tukang becak, atau tukang parkir.

“Cuma memberi nasi kan tidak susah,” ucap Gatot.

Advertisement

Gatot juga membantu pembangunan rumah ibadah di tempat dia tinggal saat ini di wilayah Balapan, Klitren,
Gondokusuman. Dana yang digunakan untuk membantu itu merupakan hasil dari gaji yang dia bersama istrinya sengaja untuk disisihkan khusus sedekah.

Gatot lahir di Blitar Jawa Timur. Beristri Mardiyah, Gatot memiliki seorang anak, Bella Oktavia Selviana Ismardani. Sebelum masuk polisi, Gatot sempat menjadi kernet bus Sumber Kencono (Sumber Selamat). Ia kemudian pindah pekerjaan menjadi kuli panggul batu di Blitar selama dua tahun. Kemudian pada 1985 ia akhirnya mendaftar polisi melalui jalur Secaba Militer Sukarelawan.

Gatot diterima kemudian ditugaskan selama delapan tahun di Ambon. Pada 1993 ia kemudian dipindah menjadi anggota Polres di Surabaya. Lalu dipindah lagi ke Polda DIY. Pada 2012 ia menjadi Pembinaan Masyarakat Polsekta Gondomanan. Setahun di Gondomanan, sampai saat ini ia menjabat sebagai kepala SPKT Polsekta
Mantrijeron.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif