SOLOPOS.COM - ilustrasi pembangunan waduk (JIBI/dok)
Proyek Waduk Gondang baru mencapai 7%. Pembangunan tersebut telah menebang 8.000 pohon.
Solopos.com, KARANGANYAR— Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) sudah menebang 8.000 pohon milik PTPN IX untuk pembangunan Waduk Gondang di Kerjo, Karanganyar yang hingga Kamis (29/1/2015) baru mencapai 7%.
“Saat ini pembangunan sudah berjalan tujuh persen. Tapi baru lahan miliki PTPN IX yang dikerjakan,” kata Kepala BBWSBS, Yudi Pratondo, saat ditemui wartawan di Gempolan, Kerjo, Kamis. Dia mengatakan saat ini sebanyak 8.000 pohon dari 17.000 pohon yang ada sudah ditebang.
Dari pantauan Solopos.com di lokasi pembangunan yang terletak di Desa Gempolan, Kerjo, Kamis lalu, terlihat beberapa alat berat sedang mengeruk tanah di lahan waduk. Menurut Yudi total luas lahan yang akan digunakan untuk pembangunan waduk adalah 88 hektare.
Lahan tersebut terdiri dari 43,87 hektare milik PTPN IX dan lahan milik warga seluas 38,67 hektare. “Tapi saat ini baru lahan milik PTPN saja yang sudah dapat kami kerjakan,” kata dia.
Waduk Gondang terdiri dari beberapa bagian, yaitu tubuh bendungan, denangan waduk, sempadan waduk, bangunan outlet, jalan hantar, kantor proyek dan sebagainya. Lokasi pembangunan Waduk Gondang berada di sungai Melikan yang terdapat di Desa Gempolan dan Desa Ganten, Kecamatan Kerjo serta Desa Jatirejo Kecamatan Ngargoyoso.
Tujuan pembangunan waduk adalah sebagai suplesi daerah irigasi seluas 4.680 hektare di Karanganyar dan Sragen.
Sementara itu Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengatakan pembangunan bendungan tersebut dilakukan untuk mengatasi masalah pengairan di Karanganyar dan Sragen.
“Waduk ini diharapkan dapat membantu pertanian di sekitarnya,” kata dia saat ditemui wartawan di lokasi pembangunan waduk.
Rencana pembangunan Waduk Gondang merupakan salah satu kegiatan prioritas pemerintah. Bahkan sudah masuk dalam Rencana Pembangunan jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014.
Menurutnya Waduk Gondang sangat dibutuhkan warga, terutama untuk mendukung ketahanan pangan nasional dan pengendali banjir di wilayah Karanganyar.