Jatim
Jumat, 30 Januari 2015 - 01:05 WIB

KUNKER DPRD : Ini Alasan Legislator Boyolali Belajar Ke Kota Madiun

Redaksi Solopos.com  /  Aries Susanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah anggota DPRD Boyolali, Jawa Tengah dan DPRD Kota Madiun Jatim bertemu di Kota Madiun. (JIBI/Solopos/Aries Susanto)

Kunjungan kerja (Kunker) DPRD Boyolali ke Kota Madiun memiliki sejumlah alasan.

Madiunpos.com, KOTA MADIUN –Wakil Ketua DPRD Boyolali, Fuadi, mengatakan kunker tersebut sudah diagendakan jauh-jauh hari. Kunker tersebut, katanya, dalam rangka belajar mengelola potensi daerah untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

Advertisement

“Kita ingin belajar bagaimana meningkatkan PAD. Makanya ke sini [Kota Madiun],” jelasnya saat ditemui Madiunpos.com, seusai menggelar rapat di luar gedung DPRD Kota Madiun, Kamis (29/1/2015).
Lantas, kenapa Kota Madiun yang dituju?

Menurut Fuadi, Kota Madiun dalam beberapa tahun terakhir prestasinya sangat mencolok dalam pengelolaan potensi daerah. Ia mendengar kabar PAD Kota Madiun dari sektor jasa terus meningkat. Selain itu, banyak investasi yang berdatangan dalam dua tahun terakhir.

“Kita belajar banyak di Kota Madiun ini. Ada yang dilakukan dengan mengubah perda yang dianggap kedaluwarsa dan merepotkan investor, ada juga teknik agar PAD tak bocor. Padahal, di Boyolali banyak sekali potensi yang belum dikelola secara optimal,” paparnya.

Advertisement

Di sisi lain, sambungnya, Kota Madiun yang kecil hanya mengandalkan sektor jasa, perdagangan, dan perindustrian skala kecil. Namun, justru sangat pesat pertumbuhannya melampui Kabupaten Boyolali yang jauh lebih besar wilayahnya.

Terpisah, Ketua DPRD Kota Madiun, Istono, mengatakan dalam dua tahun terakhir sudah ada sekian hotel berbintang dan mal di Kota Madiun, seperti Hotel Aston, Sun City, Amaris, dan sejumlah mal.

“Kalau malam hari, saat ini jalan protokol di depan Balaikota Madiun ini seperti Maliboronya Jogja. Ramai pembeli dan penjual. Perputaran uang sangat tinggi. Ini sangat menggembirakan,” katanya.

Advertisement

Menurutnya, keberhasilan tersebut juga didukung oleh peraturan daerah yang ramah investasi. Misalnya, sejumlah Perda yang dianggap kedaluwarsa dan menyulitkan masuknya investor sudah diganti Perda pro investasi.
Selain itu, semua perizinan dibikin satu pintu yang mudah, ringkas, tanpa ada pungutan liar.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif