Jatim
Jumat, 30 Januari 2015 - 22:05 WIB

BUMN JATIM Siap Berburu Sumber Dana Baru

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petani memanen tebu (Paulus Tandi Bone/JIBI/Bisnis)

BUMN Jatim siap-siap berburu sumber dana baru jika DPR menolak menyuntikkan dana.

Madiunpos.com, MALANG — Beberapa BUMN perkebunan di Jawa Timur bersiaga mencari sumber dana baru untuk membiayai proyek diversifikasi usaha mereka. Langkah itu bakal benar-benar dilaksanakan BUMN Jatim jika pekan ini Badan Anggaran DPR menolak usulan suntikan PMN bagi 35 perusahaan pelat merah itu.

Advertisement

Kini, ada empat badan usaha milik negara (BUMN) bermarkas di Jatim yang menjadi calon resipien dari skema penyertaan modal negara (PMN), yang totalnya diajukan pemerintah senilai Rp48 triliun. Keempatnya, PT PTPN X, XI, dan XII, serta PT Garam.

Saat ini, pengajuan tersebut sedang dalam tahap pembahasan mendalam di Badan Anggaran (Banggar) DPR di Jakarta. Namun, Komisi VI sudah beberapa kali menghujani skenario PMN untuk BUMN tersebut dengan kritik tajam dan nada penolakan.

Advertisement

Saat ini, pengajuan tersebut sedang dalam tahap pembahasan mendalam di Badan Anggaran (Banggar) DPR di Jakarta. Namun, Komisi VI sudah beberapa kali menghujani skenario PMN untuk BUMN tersebut dengan kritik tajam dan nada penolakan.

PT Perkebunan Nusantara X (Persero), misalnya, direkomendasikan Kementerian BUMN untuk menerima PMN sejumlah Rp97,5 miliar. Sejatinya, anggaran itu dialokasikan untuk upaya diversifikasi usaha, karena berbisnis gula saja makin tidak menguntungkan.

Direkur SDM dan Umum PTPN X Djoko Santoso menjelaskan kemungkinan PMN ditolak DPR memang kecil. Namun, bila sampai hal itu terjadi, perusahaannya bakal beralih ke stimulus dari Kementerian Perindustrian, yang nominalnya jauh lebih sedikit.

Advertisement

Djoko menyebut PTPN X saat ini sudah tidak bisa lagi menggantungkan bisnis tebunya hanya dari lini pergulaan. Apalagi, harga gula kristal putih (GKP) makin anjlok. Jadi, perseroan tersebut akan mengupayakan usaha turunan berupa pembangkit listrik dan ethanol.

Dirut PTPN X Subiyono menambahkan perusahaannya akan menjual bioethanol yang dihasilkan dari pengolahan limbah tetes tebu (molasses) dan menuntaskan program co-generation dengan memproduksi listrik dari limbah padat atau ampas tebu.

Proyek tersebut telah disepakati lewat kerja sama dengan PT PLN (Persero) untuk kapasitas 100 MW, yang akan dialirkan ke sejumlah pabrik gula (PG) seperti PG Ngadirejo dan PG Pesantren Baru di Kediri, PG Kremboong di Sidoarjo, dan PG Gempolkrep di Mojokerto.

Advertisement

“Kami sedang mematangkannya dan melobi investor lain untuk menyukseskan program ini. Potensi pendapatannya ratusan miliar. Perhitungannya, investasi di program diversifikasi produksi listrik untuk butuh waktu 4 tahun untuk break event point [BEP],” paparnya.

Tahun lalu, PTPN X memproduksi gula 468.337 ton dari 11 PG miliknya di Jatim, turun 3% dari pembukuan produksi 2013. Adapun, rerata rendemennya mencapai 7,64%, naik dari catatan tahu sebelumnya sebesar 7,19%.

Untuk 2015, produksi dari BUMN penghasil gula terbesar di Indonesia itu ditarget sebesar 538.000 ton, dengan rendemen dibidik di atas 8%. Rerata produktivitas lahan seluas 72.244 ha yang dikelola PTPN X ditarget naik menjadi 90 ton/ha dari 85 ton/ha tahun lalu.

Advertisement

Adapun, jatah PMN bagi PTPN X tidak akan dialokasikan untuk revitalisasi pabrik. Pasalnya, sepanjang 4 tahun terakhir, perusahaan itu telah mengguyur Rp2,3 triliun untuk meningkatkan kapasitas giling 11 PG, yang kini mencapai 37.234 ton tebu/hari.

Revitalisasi Mandeg
Lain halnya dengan PT PTPN XI, yang mendapat jatah modal senilai total Rp650 miliar di mana Rp585 miliar di antaranya bakal diberikan via PT PTPN III selaku holding. Perusahaan itu terancam batal merealisasikan janji revitalisasi PG jika DPR menolak PMN.

Direktur Produksi PTPN XI Aris Toharisman menjelaskan rapat dengar pendapat (RDP) khusus PMN untuk perusahaannya dijadwalkan pada Sabtu pagi (31/1). Jika sampai dewan memutuskan penolakan, pihaknya terpaksa menunda rencana peningkatan kapasitas PG.

“Kalau ditolak, kami tidak lakukan dulu peningkatan kapasitas pabrik, tapi hanya rehabilitasi rutin untuk menjaga kondisi pabrik berjalan dengan baik. Sumbernya nanti kami ambil dari dana pinjaman bank atau kredit investasi,” ujarnya, saat dihubungi terpisah.

Rencananya, jatah PMN PTPN XI digunakan untuk meningkatkan kapasitas PG Asembagus dan PG Jatiroto tahun ini. PG Asembagus bakal dinaikkan kapasitasnya dari 3.000 TCD menjadi 6.000 TCD, sedangkan Jatiroto dari 7.500 TCD menjadi 10.000 TCD.

Jika lolos, PMN itu juga akan digunakan untuk membangun pembangkit listrik 10 MW di PG Jatiroto dan revitalisasi pabrik alkohol dari kapasitas 12 kl/hari kualitas akohol prima, menjadi 150 kl/hari kualitas ethanol fuel grade.

“Kalau usulan PMN ditolak oleh DPR, kami akan tetap berupaya menjalankan proyek diversifikasi tersebut. Kami akan cari dana lain atau mungkin bekerja sama dengan investor,” ujar Aris.

Terpisah, Direktur Pemasaran PT PTPN XII (Persero) Yus Martin tidak mau berspekulasi tentang pembahasan PMN untuk BUMN di Banggar. Namun, perusahaan yang dijatah PMN Rp70 miliar itu punya angan-angan membangun sebuah PG dengan kapasitas 6.000 to tebu/hari.

Advertisement
Kata Kunci : BUMN Jatim PMN PTPN
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif