Jogja
Jumat, 30 Januari 2015 - 15:20 WIB

BANDARA KULONPROGO : Warga Tak Setuju Konsep Pemukiman Kembali

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Master Plan Bandara Kulonprogo (JIBI/Harian Jogja/Istimewa )

Bandara Kulonprogo, dinilai tidak sebanding dengan pengorbanan menyerahkan lahan, warga tak setuju konsep pemukiman kembali.

Harianjogja.com, KULONPROGO-Warga tak setuju dengan konsep pemukiman kembali yang dicetuskan Pemkab Kulonprogo dalam rencana pembangunan bandara di Kecamatan Temon. Pasalnya, konsep tersebut dinilai warga tidak sebanding dengan pengorbanan mereka menyerahkan lahan demi terwujudnya bandara.

Advertisement

Hal itu terungkap dalam pertemuan informal antara perwakilan warga dari Pedukuhan Ngringgit, Munggangan, dan Tanggalan, Desa Palihan, Temon, dengan Pemkab Kulonprogo dan Tim Pembangunan Bandara di Wates, Kamis (29/1/2015).

Menurut Rapih Juwito, warga Ngringgit, pemukiman kembali tidak cukup mewakili kebutuhan warga masyarakat. Sebab, dalam pemukiman kembali hanya diberikan lahan untuk tempat tinggal, padahal warga membutuhkan konsep pemukiman yang lebih menyeluruh dan melibatkan banyak aspek kehidupan di dalamnya.

“Kalau pemukiman kembali ya warga hanya pindah saja, padahal yang kami butuhkan juga penataan lingkungan, termasuk soal mata pencaharian dan areal bisnis,” paparnya.

Advertisement

Diuraikannya, warga berkeinginan konsep relokasi yang menyeluruh, meliputi, bagian depan terdapat ruko atau kawasan bisnis yang bisa dimanfaatkan oleh warga, fasilitas keagamaan, areal untuk melakukan kegiatan sosial, lahan-lahan yang bisa dipergunakan warga untuk menambah penghasilan, dan sebagainya.

Ia menyebutkan, setidaknya terdapat 120 KK yang menginginkan konsep relokasi seperti itu. Relokasi, kata dia, bukan sekadar pemukiman kembali, melainkan membentuk peradaban baru. Rapih menilai selama ini warga tidak pernah dilibatkan dalam membahas persoalan relokasi karena proses yang menjadi prioritas adalah akuisisi lahan.

“Padahal, relokasi ini yang paling perlu, kalau soal akuisisi lahan memang masih ada warga yang setuju atau tidak, tetapi yang paling penting ke depannya seperti apa setelah bandara jadi,” ujarnya.

Advertisement

Ia menegaskan keinginan warga terkait konsep relokasi terus diperjuangkan sampai mendapat titik temu yang bisa disepakati kedua belah pihak.

“Ini masalah hati saja kalau soal relokasi, warga sudah berkorban sudah sepatutnya dalam relokasi warga menjadi prioritas utama,” imbuh dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif