News
Kamis, 29 Januari 2015 - 09:45 WIB

SOLOPOS HARI INI : Jokowi Ditekan hingga Eksekusi Mati Bali Nine Mendunia

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Halaman Depan Harian Umum Solopos edisi Kamis, 29 Januari 2015

Solopos hari ini memberitakan pernyataan Syafi’i Ma’arif yang menyatakan Jokowi ditekan hingga eksekusi terpidana mati Bali Nine.

Solopos.com, SOLO – Ketua Tim Independen, Ahmad Syafi’i Ma’arif membeberkan persoalan yang dihadapi Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait pencalonan Komjen Pol. Budi Gunawan sebagai Kapolri. Jokowi berada dalam kondisi terbebani.

Advertisement

Pernyataan Syafi’i Ma’arif ini jadi headline Harian Umum Solopos hari ini, Kamis (29/1/2015). Selain itu, Tim independen yang dibentuk Jokowi juga mengusulkan Komjen Pol. Budi Gunawan mundur dari calon Kapolri. Alternatif lainnya adalah Jokowi tak melantik Budi Gunawan dengan mengajukan calon lain.

Kabar lain, datang dari eksekusi terpidana mati Bali Nine. Rencana Jaksa Agung Prasetyo untuk mengeksekusi mati warga Australia langsung mendunia dalam hitungan jam.

Simak rangkuman berita utama Harian Umum Solopos edisi Kamis, 29 Januari 2015;

Advertisement

PENCALONAN KAPOLRI: Jokowi Ditekan

Ketua Tim Independen, Ahmad Syafi ’i Ma’arif membeberkan persoalan yang dihadapi Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait pencalonan Komjen Pol. Budi Gunawan sebagai Kapolri. Jokowi berada dalam kondisi terbebani.

Selain itu, Syafi ’i Ma’arif juga mengungkapkan pengusulan Komjen Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri bukanlah inisiatif Presiden Jokowi.

”Ini harus cepat, karena situasi mendidih. Tadi dijawab iya. Dia [Presiden] banyak bebannya,” ujar Syafi ’i seusai bertemu Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (28/1). Syafi ’i meminta Jokowi segera bertindak terkait pencalonan Budi sebagai Kapolri.

Advertisement

Sedangkan Tim Independen yang dipimpin Syafi ’i menyorongkan empat opsi kepada Jokowi, yang semuanya intinya membatalkan pencalonan Budi. ”Kami juga bicara dengan Setneg [Sekretariat Negara] dan Seskab [Sekretaris Kabinet], harus cepat,” kata Syafi i. ”Lantas apakah Presiden Jokowi menghadapi tekanan,” tanya wartawan.

”Umumnya dari partailah. Saya ndak bisa menyebut partainya. Memang berat ini. Pak Jokowi ini diusung partai, tapi dia bukan tokoh partai. Saran saya dia kan dipilih rakyat, jadi utamakan rakyat,” kata Syafi ’i.

(Baca Juga: Bantah Syafii Maarif, JK Sebut BG Direkomendasikan Jokowi, Pencalonan BG Bukan Inisiatif Jokowi, PDIP Tantang Syafii Maarif, Pencalonan Budi Gunawan Bukan Inisiatif Jokowi, Lalu Siapa?)

TIM INDEPENDEN: Presiden Disarankan Tak Lantik Budi

Advertisement

Tim independen yang dibentuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengusulkan Komjen Pol. Budi Gunawan mundur dari calon Kapolri. Alternatif lainnya adalah Jokowi tak melantik Budi Gunawan dengan mengajukan calon lain.

Ketua tim independen, Syafi ’i Ma’arif, menyarankan pengunduran diri Budi perlu untuk meredakan situasi yang memanas di KPK dan Polri.

(Baca Juga: Oegroseno: Presiden Harus Segera Menentukan Kapolri, Rekomendasi Tim Independen: Jangan Lantik BG, Copot BG, Cari Calon Lain!, DPR Siap Merevisi 3 UU Penegakan Hukum)

KINERJA 100 HARI: Rakyat Masih Percaya Jokowi

Advertisement

Genap 100 hari pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla, pasangan ini dinilai masih mendapat kepercayaan publik dalam kemampuan melaksanakan program prioritas Nawacita. Kepercayaan publik mencapai di atas 70%.

”Harapan publik cukup tinggi terhadap program-program perubahan itu. Publik percaya Jokowi-JK mampu,” kata peneliti Indopolling Network, Wempy Hadir, saat menggelar jumpa pers survei Menakar Kepercayaan Publik Terhadap Jokowi-JK di Jakarta, Rabu (28/1).

(Baca Juga: Mahasiswa dan Warga Jogja Kritik Kerja Nyata Presiden dan Wapres, Netizen: Semangat, Pak #Jokowi100hari!, Kepercayaan Publik Masih Tinggi, Rudy: Jokowi Jangan Turuti Bisikan PDIP!)

PENEGAKAN HUKUM: Rencana Eksekusi Mati Warga Australia Langsung Mendunia

Jaksa Agung H.M. Prasetyo membeberkan daftar eksekusi mati gembong narkoba gelombang kedua kepada anggota Komisi III DPR. Prasetyo belum menyebutkan namanama terpidana itu. Dari negara mana saja mereka?

Rencana Jaksa Agung Prasetyo untuk mengeksekusi mati warga Australia langsung mendunia dalam hitungan jam. Pernyataan itu dia lontarkan kepada anggota Komisi III DPR dan diterima baik oleh para legislator. Meski Prasetyo tidak menyebut nama, perhatian media tertuju pada dua warga Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, yang merupakan kelompok Bali Nine, yang sudah dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan.

Advertisement

”Kami sedang cari waktu tepat untuk lakukan eksekusi berikutnya untuk warga Prancis, Ghana, Cordova, Brasil, Filipina, Australia, dan satu orang WNI. Tempatnya mungkin kami tetap memandang Nusakambangan sebagai tempat ideal,” tutur Prasetyo dalam rapat kerja di Komisi III, Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (28/1).

Apakah itu berarti dua terpidana Bali Nine akan dieksekusi di gelombang II ini? ”Mudah-mudahan,” jawab Prasetyo singkat. Dalam hitungan jam, rencana eksekusi mati itu langsung mendunia.

Seperti diberitakan media Australia, abc.net.au yang menuliskan judul Bali Nine: Australians Myuran Sukumaran and Andrew Chan not yet listed for next round of executions, Indonesia says. Adapun The Sydney Morning Herald menuliskan berita dengan judul Indonesian Attorney-General deals blow to Bali nine’s Andrew Chan and Myuran Sukumaran.

Demikian juga dari media Inggris, The Guardian yang menurunkan berita dengan judul Bali Nine: doubts over claim Australian pair will be in next group to be executed.

(Baca Juga: Kunjungi Terpidana Bali Nine, Konjen Australia Banting Pintu LP Kerobokan, Kemenlu: Rencana Eksekusi Terpidana Bali Nine Takkan Ganggu Hubungan Indonesia-Australia, Bali Nine Dieksekusi, PM Australia: Indonesia Negara Berdaulat)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif