Jogja
Kamis, 29 Januari 2015 - 14:40 WIB

JJLS GUNUNGKIDUL : Penting Mana? Pohon atau Warga?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Titik tengah ruas JJLS di Desa Girisekar, Kecamatan Panggang. (JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

JJLS Gunungkidul, warga terdampak merasa tidak mendapat keadilan. Sebab rumah mereka akan dibongkar, sedang sebuah pohon yang belum berusia ratusan tahun ditepi jalan terdampak akan dipertahankan.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Warga terdampak proyek Jalur Jalan Lingkar Selatan (JJLS) merasa pohon besar yang berada di tepi jalan lebih penting dibandingkan nasib mereka.

Advertisement

Pendapat tersebut diutarakan beberapa orang perwakilan warga di Balaidesa Girisekar, Kecamatan Panggang ketika mengikuti sosialisasi terkait JJLS dari Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Energi Sumber Daya Mineral (PUP-ESDM), Rabu (28/1/2015). Tokoh masyarakat setempat, Tubiyo mengatakan warga menghendaki agar pohon besar yang berada di seberang SD Sawah ditebang. Pasalnya, pohon tersebut rencananya akan dipertahankan dan JJLS pun akan menghindari pohon tersebut.

“Saya menyaksikan penanaman pohon tersebut. Usianya belum ada ratusan tahun. Kenapa pohon itu dipertahankan sementara rumah kami dibiarkan kena jalur,” ujar pria kelahiran 1944 tersebut.

Ia mengatakan warga menghendaki pohon tersebut juga ditebang sehingga tidak akan ada kecemburuan. Pernyataan Tubiyo tersebut disambut teriakan setuju dari warga lain. Ada beberapa dari mereka berujar, jika pohon tersebut tidak ditebang, mereka tidak akan merelakan tanah dan rumahnya.

Advertisement

“Kami juga berharap bukan ganti rugi yang diberikan, tetapi ganti untung kepada warga,” imbuh dia.

Dusun Bali Dapat Ganti Tanah Kas Desa

Warga Dusun Bali, Gunungkidul yang sempat resah karena rumah dan tanahnya ikut terkena JJLS mulai mendapatkan sedikit kelegaan.

Advertisement

Salahsatu warga Wardi Utomo mengatakan merasa lega begitu mengetahui adanya pernyataan warga yang seluruh tanah dan rumahnya terkena proyek, akan mendapatkan ganti dari tanah kas desa.

“Nantinya, saya tidak perlu pindah KTP,” ujar dia disaat yang sama.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif