Jatim
Kamis, 29 Januari 2015 - 13:05 WIB

ALQURAN RAKSASA : Kitab Suci Ini Bakal Dibakar, Kenapa?

Redaksi Solopos.com  /  Aries Susanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi Alquran raksasa (25/6/2014). (JIBI/Solopos/Tri Rahayu)

Alquran raksasa yang dianggap gaib karena konon jatuh secara tiba-tiba segera dimusnahkan. Kenapa?

Madiunpos.com, SIDOARJO –Masih ingat Alquran raksasa yang diklaim datang secara ghaib oleh Nanang Asrianto, 38, di rumahnya, Desa Glagaharum Kecamatan Porong?
Dalam waktu dekat. Alquran yang memiliki panjang 2 meter dan lebar 2,40 meter itu akan dimusnahkan.

Advertisement

Hal itu sesuai kesepakatan antara MUI, Kemenag Sidoarjo, Kepala Desa Glagaharum, Forpimka Porong, Bakesbangpol Linmas dan lain-lain. Kesepakatan itu dilakukan setelah ada pertemuan tertutup di kantor MUI Jalan Pahlawan Sidoarjo.

“Setelah kita melakukan pertemuan di kantor MUI, pada intinya hasil itu sepakat bahwa Alquran yang ditemukan secara ghaib itu tidak benar,” kata Ketua MUI Kabupaten Sidoarjo KH Usman Bahri kepada wartawan di kantornya, Rabu (28/1/2015) seperti dberitakan Detikcom.

Dan Alquran tersebut, jelas dia. akan dimusnahkan dengan cara dibakar di kantor Pendopo Kabupaten Sidoarjo.

Advertisement

“Rencananya akan disaksikan oleh bupati serta masyarakat Sidoarjo,” ujarnya usai menggelar pertemuan.

Pihaknya, tambah Usman, sudah meneliti Alquran tersebut dengan melibatkan 3-4 penghafal Alquran. Hasilnya, terlalu banyak kesalahan. Diantaranya, harokat, panjang pendek dan penambahan huruf, serta penggabungan 2 ayat menjadi 1/2 ayat.

“Selain itu Alquran tersebut juga tidak ada nomor halaman, nama surat juga jusnya juga tidak ada. Bila Alquran ini nanti disimpan atau dimuseumkan dikhawatirkan akan menyesatkan umat,” terangnya.

Advertisement

Sementara penemu Alquran, Nanang Asrianto, menyadari atas kesalahannya dan sepakat Alquran tersebut dimusnahkan. Bahkan Nanang sudah menandatangani kesepatakan tidak akan menuntut apapun.

“Alquran itu dia dapat dari membeli ke seseorang yang tidak mau disebut namanya dengan harga sekitar Rp 42 juta, hanya untuk ketenaran,” tambah ketua MUI menirukan Nanang.

Saat wartawan akan mengklarifikasi, Nanang lari menghindari kejaran wartawan. Nanang memilih masuk ke ruang sekretariat MUI.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif