Jogja
Rabu, 28 Januari 2015 - 23:20 WIB

PELABUHAN TANJUNG ADIKARTO : Pemecah Ombah Bakal Didesain Ulang

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Breakwater yang berada di sekitar muara Sungai Serang di Pantai Glagah menjadi daya tarik wisata di pantai ini. Foto diambil belum lama ini. (JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika N.S.)

Pelabuhan Tanjung Adikarto, pemecah ombah akan didesain ulang lantaran dinilai tidak tertata dengan baik.

Harianjogja.com, KULONPROGO– Pembangunan Pelabuhan Tanjung Adikarto akan segera dilanjutkan dengan fokus erbaikan pada sisi tetrapod, pengerukan muara dan kolam kapal. Pembangunan pelabuhan yang berada di muara Sungai Serang itu akan dimulai dengan penataan breakwater atau pemecah ombak.

Advertisement

“Kami sudah melakukan kordinasi dan hasil rapat bersama Balai Besar wilayah Sungai Serayu dan Sungai Opak memutuskan, tahun ini segera dilakukan penataan pemecah ombak,” ujar Kepala Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan (Diskepenak) Kulonprogo Endang Purwaningrum saat rapat kerja dengan Komisi II DPRD Kulonprogo, Selasa (27/1/2015).

Endang mengatakan breakwater yang berada di muara sungai selama ini tidak tertata dengan baik. Dia menambahkan, penataan pemecah ombak juga akan didesain ulang. Rencananya pemecah ombak itu akan dibuat dengan bobot yang lebih berat. Pasalnya, selama ini bobot pemecah ombak kurang dari 12 ton.

“Ke depan akan dibuat dengan bobot mencapai 16 ton sampai 18 ton. Tujuannya, dengan bobot seberat itu akan dapat menahan hantaman ombak maupun pasir. Selain itu, pengerukan alur dan pendalaman kolam kapal juga akan dilakukan tahun ini. Harapannya, sebelum akhir tahun pelabuhan ini sudah dapat dipergunakan,” jelas Endang.

Advertisement

Sementara itu, Kabid Kelautan dan Perikanan Tangkap Diskepenak Kulonprogo Prabowo Sugondo menambahkan, saat ini pihaknya telah mengirimkan proposal ke Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk melakukan perpanjangan breakwater. Bahkan, untuk proyek perpanjangan breakwater itu, bupati telah menemui Menteri Kelautan dan Perikanan di Jakarta untuk membahas proyek tersebut.

“Salah satu poin yang disampaikan yakni perpanjangan breakwater sepanjang 80 meter. Selain itu, metode pengerukan alur akan menggunakan sistem Seapel. Sistem itu dirancang dengan kedalaman hingga minus 11 meter,” jelas Prabowo.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif