Jogja
Rabu, 28 Januari 2015 - 00:20 WIB

Padat Karya, Bantul Anggarkan Rp11 Miliar

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Espos/Agoes Rudianto PADAT KARYA-Sejumlah warga mengeruk waled Kali Jenes di daerah Danukusuman, Solo menggunakan peralatan sederhana dalam program padat karya, Rabu (19/8). Kegiatan tersebut diikuti tigaratus warga.

Padat karya di Bantul pada tahun ini dianggarkan sebesar Rp11 miliar.

Harianjogja.com, BANTUL- Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Bantul, DIY menganggarkan Rp11 miliar untuk program padat karya atau kegiatan pembangunan yang banyak menggunakan tenaga pekerja tidak tetap.

Advertisement

“Tahun ini ada anggaran program padat karya sekitar Rp11 miliar untuk sebanyak 112 paket, kegiatan menyebar untuk seluruh 17 kecamatan,” kata Kepala Disnakertrans Bantul Susanto, Senin (26/1/2015).

Menurut dia, anggaran untuk program padat karya pada 2015 ini lebih besar dibanding dengan tahun lalu, karena tahun ini setiap paket dianggarkan sekitar Rp90 juta sampai Rp100 juta, sementara pada 2014 dianggarkan sekitar Rp75 juta sampai Rp80 juta.

“Itu karena tahun ini jasa tenaganya mahal-mahal, sehingga ada kenaikan anggaran, setiap paket padat karya bisa menyerap tenaga hingga 44 orang terutama mereka yang tidak memiliki pekerjaan tetap,” katanya.

Advertisement

Ia mengatakan berbagai program padat karya tersebut di antaranya pembangunan maupun perbaikan talud, bangket dan pembangunan jalan cor blok, serta kegiatan di sektor peternakan maupun perikanan yang bisa dikembangkan masyarakat.

“Kegiatannya bermacam-macam, ada yang kami siapkan, ada juga usulan dari masyarakat dan proposal hasil musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) yang kemudian kami cek ke lapangan,” katanya.

Pihaknya berharap, berbagai kegiatan program padat karya tersebut selain dapat memberikan pekerjaan kepada tenaga penganggur juga membantu masyarakat mendapat pelatihan kerja agar bisa dimanfaatkan sebagai bekal untuk mencari pekerjaan.

Advertisement

Ia mengatakan, saat ini di Bantul masih ada sekitar 26 ribu orang belum punya pekerjaan tetap atau menganggur, sebagian besar pengangguran lulusan sekolah menengah atas (SMA) sederajat, lulusan diploma hingga sarjana.

“Ini (pengangguran) menjadi ‘pekerjaan rumah’ bagi Pemkab Bantul, agar bagaimana menekan tenaga pengangguran tidak makin bertambah,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif