Soloraya
Senin, 26 Januari 2015 - 06:40 WIB

Warga Bongkar Portal Jembatan Jetak Sawit Boyolali

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga sedang beristirahat seusai membongkar portal di Jembatan Jetak, Desa Tegalrejo, Kecamatan Sawit Minggu (25/1/2015). Sebelumnya warga memblokade jembatan tersebut dengan portal berbahan beton untuk mencegah truk melintas. (Irsyam Faiz/JIBI/Solopos)

Warga Jetak, Sawit, Boyolali membongkar portal jembatan di kawasan itu. Hal ini karena warga kesulitan melintasi jembatan tersebut.

Solopos.com, BOYOLALI – Portal berbahan beton yang dibangun di Jembatan Jetak, Desa Tegalrejo, Kecamatan Sawit akhirnya dibongkar oleh warga setempat, Minggu (25/1/2015).

Advertisement

Pembongkaran tersebut menyusul banyaknya protes dari para pengguna jalan yang kesulitan melintasi jembatan tersebut.

Pantauan Solopos.com di lokasi Minggu, sejumlah warga membongkar portal tersebut dengan menggunakan palu godam. Dari empat portal yang dipasang, hanya dua yang dibongkar yakni satu di mulut jembatan sisi utara dan satu lagi di mulut jembatan sisi selatan.

Advertisement

Pantauan Solopos.com di lokasi Minggu, sejumlah warga membongkar portal tersebut dengan menggunakan palu godam. Dari empat portal yang dipasang, hanya dua yang dibongkar yakni satu di mulut jembatan sisi utara dan satu lagi di mulut jembatan sisi selatan.

Dengan begitu akses jalan yang sebelumnya lebarnya hanya dua meter, kini menjadi empat meter.

Menurut salah seorang warga, dibongkarnya portal tersebut karena permintaan para pengguna jalan. “Banyak yang laporan, ini juga mau dipasang portal yang bentuknya palang di atas,” kata Joko Haryono, 27, saat ditemui Solopos.com di lokasi.

Advertisement

“Sudah ada rencana dulu, tetapi enggak ada dananya. Kalau pakai beton kan paling cuma berapa ratus ribu saja, kalau pakai palang bisa lebih dari satu juta,” jelas dia.

Portal Palang

Rencananya, lanjut Kades, Pemdes bersama warga akan membangun portal berbentuk palang dengan biaya dari iuran warga.

Advertisement

“Nanti untuk sementara uangnya dari warga, tapi belum tahu kapan mau di bangun lagi. Kalau ada truk lewat ya ben wae [Ya biarkan saja],” kata dia.

Kades juga menegaskan tujuan pemasangan portal itu tidak lebih untuk mencegah truk melintasi jembatan itu. Menurut dia, banyaknya truk yang melintas bisa membuat jembatan jadi rusak.

“Intinya kami cuma berharap agar jembatan itu awet, biar tidak cepat rusak. Masalahnya truk kalau lewat itu malam, jadi banyak warga yang tidak tahu,” terang dia.

Advertisement

Sukirno mengatakan Jembatan Jetak merupakan akses tercepat yang menghubungkan Desa Tlawung dan Desa Tegalrejo. Hal itulah, kata dia, yang membuat para sopir truk terterik untuk melintasi jalur ini.

“Jembatan ini dulu sekitar 1970 jembatan tersebut dibangun atas swadaya masyarakat. Kemudian dilebarkan lagi tahun kemarin karena waktu itu ada Bupati [Seno Samodro], kami hanya ingin menjaga agar jembatan itu tetap awet,” terang dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Energi Sumber Daya Mineral (DPU dan ESDM) Boyolali, M. Chodri, menyatakan langkah pemerintah desa Tegalrejo yang memasang portal di Jembatan Jetak salah. Pasalnya, meskipun jembatan itu melintasi jalan milik desa, namun saat ini masih dalam perawatan oleh pemborong.

“Jembatan itu kan dilebarkan agar mudah dilalui, masak dipersempit lagi. Kalau itu jalan kabupaten atau jalan provinsi pasti itu sudah melanggar, tetapi meskipun jalan desa karena masih perawatan pemdes jangan seenaknya begitu, besok [hari ini] akan kami cek,” kata dia saat dihubungi Solopos.com melalu telepon seluler Minggu (25/1/2015).

Untuk diketahui, jembatan tersebut dibangun dengan dana APBD Boyolali 2014 senilai Rp524,8 juta. Perbaikan jembatan ini mulai dilaksanakan 6 Juni 2014 hingga 2 Desember 2014 atau 180 hari kalender.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif