News
Senin, 26 Januari 2015 - 22:10 WIB

SERBA LIMA : 5 Pernyataan Menko Polhukam Tedjo Edy yang Bikin Geger

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mantan Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno (JIBI/Solopos/Antara/Prasetyo Utomo)

Serba Lima Solopos.com kali ini menghadirkan deretan pernyataan kontroversial Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdjiatno.

Solopos.com, SOLO – Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Tedjo Edhy Purdjiatno sering bermasalah dengan pernyataan-pernyataanya. Belakangan Tedjo menjadi bulan-bulanan lantaran mengeluarkan pernyataan kontroversial yang menyebut pendukung KPK sebagai rakyat yang tak jelas.

Advertisement

Tedjo sempat dikecam soal pernyataan kasus HAM hingga pelarangan Munas Golkar di Bali. Di hari perdana pelantikannya, gaya komunikasi politikus Nasdem ini sempat dipermasalahkan pengamat komunikasi politik, Effendi Gazhali.

Serba lima Solopos.com kali ini akan menghadirkan lima pernyataan kontroversial Menko Polhukam Tedjo Edhy, seperti dihimpun Senin (26/1/2015);

Kaget Jadi Menko Polhukam

Kaget Jadi Menko Polhukam

Advertisement

Pernyataan perdana Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Tedjo Edhy setelah dilantik dipermasalahkan pengamat komunikasi politik Effendi Gazhali. Saat itu tak banyak yang memperhatikan pernyataan Tedjo.

Beberapa saat setelah dilantik, Tedjo memunculkan jawaban mengejutkan saat diberondong pertanyaan wartawan. Ia mengaku kaget ketika Andi Widjajanto menelepon untuk segera menghadap presiden. Padahal waktu itu semua calon menteri sudah dipanggil bahkan, Jokowi menyatakan susunan menterinya telah final dan hanya menunggu pelantikan di hari Minggu.

“Hanya tadi malam kebetulan ditelepon mas Andi Widjajanto untuk menghadap beliau. Saya enggak ngerti karena semua sudah selesai, dipanggil, kok malam-malam ngapain jam 10 malam [pukul 22.00 WIB],” katanya di Istana Kepresidenan, Minggu (26/10/2014).

Menurut Effendi Ghazali, pernyataan Tedjo naïf untuk dikeluarkan oleh tokoh dengan kapasitas Menko Polhukam. Dalam pernyataanya di TV One, Effendi menyebut pernyataan Tedjo bisa menyulitkan Jokowi.

Advertisement

Pasalnya, pernyataan itu membuat publik beranggapan, Jokowi terburu-buru dalam menempatkan orang di posisi sekelas Menko. “Omongan seperti ini cukup riskan untuk dikeluarkan [orang] sekelas Menteri yang mengkoordinir bidang politik,” katanya.

Effendi memprediksi, jika Tedjo tak mengubah cara berkomunikasinya, dia akan memperoleh masalah serius di masa yang akan datang.

Samakan HAM dengan Ham untuk Isi Roti

Samakan HAM dengan Ham untuk Isi Roti

Pernyataan mengejutkan dikeluarkan Menko Polhukam, Tedjo Edhy, saat ditanya soal penyelesaian kasus hak asasi manusia (HAM) di masa lalu.

Advertisement

Dalam pernyataannya 4 Desember 2014, Tedjo meminta agar masyarakat tidak lagi melihat ke belakang dan mencari pihak-pihak yang bersalah. Tedjo juga mengakui bahwa pemerintah belum memberikan prioritas dalam penanganan tujuh kasus pelanggaran HAM.

Publik makin geram ketika Tedjo menyamakan HAM dengan daging ham. “HAM opo? Ham itu roti itu dikasih dalamnya ham,” canda Tedjo sambil tertawa, seperti dilansir Liputan6, Kamis (4/12/2014).

Larang Munas Golkar di Bali

Larang Munas Golkar di Bali

Pernyataan Menko Polhukam, Tedjo Edhy, sempat dipermasalahkan Partai Golkar. Tedjo sempat mengatakan pemerintah tidak mau mengambil risiko dengan mempertaruhkan nama baik Indonesia, jika terjadi kekacauan dalam penyelenggaraan Munas Golkar seperti yang terjadi pada rapat pleno di DPP Partai Golkar Selasa (25/11/2014).

Advertisement

Tedjo mengatakan hal-hal yang menjadi pertimbangan pemerintah adalah waktu pelaksanaan Munas Golkar bersamaan dengan musim libur menjelang akhir tahun 2014. Menurut dia, apabila kekacauan terjadi maka hal itu akan mempertaruhkan citra Indonesia di dunia internasional.

Di saat yang sama, konflik di tubuh Golkar sedang memanas. Golkar terbelah jadi kubu Aburizal Bakrie dan Agung Laksono.

Pernyataan Tedjo pada akhirnya dianggap telang mengintervensi kepentingan partai politik.

Samad Kekanak-Kanakan

Samad Kekanak-Kanakan

Di tengah kisruh KPK vs Polri, Menko Polhukam mengeluarkan pernyataan mengejutkan. Dia menilai Abraham Samad kekanak-kanakan dengan meminta dukungan rakyat.

Tedjo mengaku kecewa dengan sikap para pimpinan KPK. Dia menilai para pimpinan KPK tidak berusaha untuk menenangkan situasi.

Advertisement

Menurutnya, amanat Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada KPK dalam pertemuan tertutup di Istana Bogor, Jumat (23/1/2015) kemarin tidak dilaksanakan.

Pendukung KPK Tak Jelas

Pendukung KPK Tak Jelas

Di saat yang sama dengan pernyataan Abraham Samad kekanak-kanakan, Tedjo menyebut pendukung KPK sebagai rakyat yang tak jelas.

“Jangan membakar massa, mengajak rakyat, membakar rakyat. Ayo kita ini tidak boleh seperti itu, itu suatu sikap pernyataan yang kekanak kanakan. Berdiri sendiri, kuat dia. Konstitusi yang akan dukung, bukan dukungan rakyat yang nggak jelas itu,” sindir Tedjo kepada KPK sebagaimana dikutip dari Detik, Sabtu (24/1/2015).

Belakangan pernyataan ini menuai reaksi keras dari publik. Bukan hanya jadi bahan bullying di dunia maya, Tedjo juga dilaporkan ke Bareskrim Polri.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif